[Opini] Parkir Sembarangan: Ancaman Nyata terhadap Kinerja Jalan Perkotaan

Oleh: Royanna Sakura *) 

Parkir sembarangan di badan jalan atau on-street parking sudah menjadi pemandangan lazim di banyak kota di Indonesia. Meski terlihat sepele, praktik ini menyimpan dampak serius terhadap kualitas lalu lintas dan kehidupan urban secara luas.

Di Kabupaten Bireuen, khususnya di Jalan Laksamana Malahayati, Kecamatan Kota Juang, fenomena ini menunjukkan efek nyata terhadap penurunan kinerja jalan. Parkir kendaraan di tepi jalan secara sembarangan menyebabkan penurunan kecepatan kendaraan, menciptakan arus lalu lintas yang tidak stabil, bahkan berujung pada kemacetan yang signifikan terutama pada jam sibuk.

Hambatan samping yang ditimbulkan oleh kendaraan parkir tidak hanya mengganggu kenyamanan berkendara secara visual, tetapi juga secara langsung memangkas kapasitas efektif jalan. Jalan yang seharusnya dapat menampung volume kendaraan dengan optimal menjadi sempit dan rentan stagnasi.

Dampaknya pun menjalar ke berbagai sektor. Peningkatan waktu tempuh merugikan aktivitas ekonomi harian, risiko kecelakaan meningkat akibat ruang gerak yang terbatas, dan tidak kalah penting, emisi kendaraan pun meningkat karena kendaraan lebih lama terjebak di tengah kemacetan.

Persoalan ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan memasang rambu larangan parkir. Butuh pendekatan yang lebih komprehensif: pembangunan kantong parkir yang representatif, penerapan kebijakan zona larangan parkir berbasis waktu (time-based restriction), serta penegakan hukum yang tegas dan konsisten.

Edukasi kepada masyarakat juga perlu menjadi agenda jangka panjang. Disiplin berlalu lintas bukan sekadar soal peraturan, tetapi juga cerminan kepedulian terhadap keteraturan ruang publik yang kita tinggali bersama.

Parkir di badan jalan tidak bisa lagi dianggap sekadar urusan tempat berhenti. Ini adalah isu tata kelola ruang kota, lalu lintas, dan kualitas hidup warga. Jika terus diabaikan, praktik ini bukan hanya menghambat pergerakan kendaraan, tetapi juga memperlambat laju pembangunan kota itu sendiri.

*) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Malikussaleh