Iklan

terkini

Meneladani Rasulullah SAW dan Tsumamah bin Utsal dalam Misi ke Yamamah

Redaksi
Jumat, Juli 04, 2025, 13:50 WIB Last Updated 2025-07-04T06:50:13Z
Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Ustaz Dr Edi Saputra Lc  MA (Foto/Doc Pribadi)

Aceh Besar –  Ada satu kejadian penting yang terjadi di bulan Muharram tahun 6 H, dimana Rasulullah saw mengirim satu unit pasukan perang di bawah pimpinan Muhammad bin Maslamah r.a  ke negri Yamamah (Najd), kawasan Riyadh ibu kota Arab Saudi sekarang.

Dalam misi itu, Muhammad bin Maslamah r.a, berhasil meraih kemenangan dan menangkap salah seorang tokoh masyarakat negeri itu yang bernama Tsumamah bin Utsal r.a, yang kemudian dibawa ke Madinah dan diikat di salah satu tiang Masjid Nabawi.

Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Ustaz Dr Edi Saputra Lc  MA menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Nurul Jadid, Lampeuneuen, Kecamatan Darul Imarah, 4 Juli 2025 bertepatan dengan 8 Muharram 1447 H.

Ustaz Dr Edi Saputra selanjutnya menguraikan, pada saat Rasulullah saw menyaksikan kondisi di atas, beliau bertanya kepada para sahabat yang belum mengetahui sosok yang telah mereka tangkap dan ikat: “Tahukah kalian, siapa yang kalian tangkap ini? Dia adalah Tsumamah bin Utsal tokoh masyarakat Bani Hanifah.”

“Dalam kisah ini, kita akan mencoba memetik tiga pelajaran penting dari kepemimpinan Rasulullah saw, dan ketulusan sahabat beliau Tsumamah bin Utsal r.a,” ungkapnya.

Pertama, akhlak mulia Rasulullah saw. Ketika Rasulullah saw melihat Tsumamah diikat di tiang masjid, Rasulullah SAW menghampiri dan bertanya kepadanya: “Ada berita apa wahai Tsumamah?”
 
Tsumamah pun menjawab, “Baik wahai Muhammad, kalau kamu bunuh saya, engkau membunuh seorang tokoh yang kematiannya tidak dibiarkan berlalu begitu saja oleh pengikut dan kabilahnya, mereka akan menuntut balasan, jika engkau memaafkan dan tidak membunuh saya, maka saya akan berterima kasih kepadamu, kebaikanmu tidak akan saya sia-siakan, dan kalau engkau mengharapkan uang tebusan, mintalah, tentu saja engkau akan memperolehnya!”

“Rasulullah saw mengetahui bahwa, orang yang ada di depan beliau ini adalah seorang tokoh, sosok yang berpengaruh, berani dan punya prinsip hidup, maka Rasulullah saw memperlakukan orang ini sesuai dengan kedudukannya, tetap memuliakan dan menjaga martabatnya, berbicara padanya dengan cara yang baik, dan memberinya makanan yang baik pula,” ungkap Ustaz Dr Edi Saputra.

Selama tiga hari Rasulullah saw berjumpa di masjid dengan Tsumamah, selalu saja beliau ulangi pertanyaan yang sama, dan selalu pula Tsumamah memberikan jawaban yang sama, dan akhirnya Rasulullah saw meminta untuk dilepaskan ikatan Tsumamah, setelah terlepas beliau mandi dan balik lagi berjumpa dengan Rasulullah saw dan menyatakan diri masuk Islam. 

Ustaz Dr Edi Saputra  menambahkan yang kedua, kecintaan Tsumamah kepada Islam. Apa yang Tsumamah lakukan setelah masuk Islam? Beliau berangkat ke Makah melakukan umrah, dan mengumumkan ke penduduk Quraisy bahwa, “Sejak sekarang hingga masa yang akan datang, tidak akan ada lagi, walau sebutir gandum, yang dipasok dari negeri Yamamah ke Makah, kecuali setelah ada ACC (accepted) dari Rasulullah saw.” Ketika itu gandum untuk kota Makah satu-satunya dipasok dari Yamamah. 

Merasa kekurangan gandum, akhirnya tokoh-tokoh Quraisy yang ada di Makah, mengirim surat iba ke Rasulullah saw , memohon untuk menyetujui pengiriman gandum ke Makah kembali.

Ustaz Dr Edi Saputra  menambahkan yang ketiga, nilai kemanusian yang hilang dari peristiwa Gaza. Apakah Rasulullah saw memenuhi permintaan kafir Quraisy ini? Jawabannya, ya. Kenapa dipenuhi oleh Rasulullah saw, bukankah mereka orang kafir, bukankah mereka baru saja memerangi Rasulullah saw di bulan Sayawal tahun 5 H yang lalu pada perang khandak. 

“Itulah sikap kemanusian, seharusnya dia tidak dikaitkan dengan peperangan. Inilah salah satu sifat keteladanan dari kepemimpinan Rasulullah saw, yang tidak dimiliki oleh banyak orang, tidak dimiliki oleh negara Zionis Israel sekarang, yang menyiksa saudara-saudara kita di Gaza dengan cara menyita bantuan makanan,” pungkas Ustaz Dr Edi Saputra. [Sayed M. Husen]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Meneladani Rasulullah SAW dan Tsumamah bin Utsal dalam Misi ke Yamamah

Terkini

Topik Populer

Iklan