
Oleh : Robbi Gustia *)
Ruas jalan nasional Medan–Banda Aceh memiliki peran strategis sebagai tulang punggung transportasi di wilayah barat Indonesia. Salah satu segmen pentingnya, yakni antara kilometer 254+800 hingga 256+700, menunjukkan kinerja lalu lintas yang saat ini masih tergolong baik. Arus kendaraan stabil, kapasitas memadai, dan kecepatan kendaraan belum terganggu secara signifikan. Namun, indikator-indikator awal menunjukkan potensi permasalahan ke depan jika tidak diantisipasi sejak dini.
Dominasi kendaraan ringan dan sepeda motor, terutama pada jam sibuk di sore hari, menjadi sinyal meningkatnya intensitas mobilitas masyarakat. Di sisi lain, keberadaan kawasan industri di sekitar ruas jalan tersebut memicu lalu lintas kendaraan berat yang turut menekan kapasitas jalan. Penurunan kecepatan rata-rata selama jam-jam padat menjadi indikator bahwa kondisi stabil saat ini tidak bersifat permanen.
Meski belum mencapai titik jenuh, kecenderungan penurunan performa menunjukkan pentingnya intervensi dini melalui evaluasi dan manajemen lalu lintas yang komprehensif. Tanpa langkah proaktif seperti peningkatan kapasitas jalan, pengaturan zona industri, serta pengendalian volume kendaraan, kemacetan dan penurunan kualitas pelayanan jalan hanya tinggal menunggu waktu.
Evaluasi rutin terhadap tingkat pelayanan jalan bukan sekadar prosedur teknis, melainkan bagian penting dari strategi pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Evaluasi ini memberi gambaran menyeluruh mengenai kondisi eksisting dan menjadi dasar rasional dalam pengambilan kebijakan, mulai dari perencanaan teknis hingga penetapan prioritas anggaran.
Dalam konteks ini, pemerintah daerah, kementerian terkait, dan pemangku kepentingan lainnya perlu membangun sinergi berbasis data dan kajian ilmiah. Masukan dari akademisi, praktisi transportasi, serta pelaku industri harus menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan.
Menjaga kinerja ruas jalan nasional seperti Medan–Banda Aceh agar tetap optimal bukan hanya tentang menghindari kemacetan, tetapi juga memastikan konektivitas antarwilayah tetap terjaga demi kelancaran ekonomi, kenyamanan masyarakat, dan keselamatan pengguna jalan. Evaluasi yang rutin, berbasis data, dan ditindaklanjuti secara konsisten adalah fondasi utama dalam upaya tersebut.
*) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Malikussaleh