Para penumpang dari boat getek yang terbalik terlihat sedang berusaha menyelamatkan diri. (Foto/Ist)
Laporan Hamdani dari Bireuen
Pagi yang semula berjalan biasa di Desa Darul Aman, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen, mendadak berubah mencekam. Getek boat kayu sederhana yang selama ini menjadi tumpuan hidup warga terbalik dan terseret arus sungai yang deras, pada Selasa, 16 Desember 2025 sekira pukul 11.30 WIB.
Getek tersebut bukan sekadar alat penyeberangan. Ia adalah urat nadi mobilitas warga, menghubungkan Darul Aman dengan Ulee Jalan, Blang Mane, Tanjong Beurudi hingga Darussalam. Setiap hari, orang dan barang bergantung pada perahu darurat itu, terlebih sejak akses jembatan belum sepenuhnya normal.
Menurut informasi yang dihimpun media ini, getek berangkat dari Desa Ulee Jalan menuju Darul Aman. Namun, derasnya arus sungai yang meningkat membuat perahu tak mampu melawan kekuatan air. Dalam hitungan detik, getek kehilangan keseimbangan, lalu terbalik dan tenggelam, terseret arus yang tak bersahabat.
Teriakan panik memecah suasana. Sejumlah penumpang sempat terbawa arus sebelum akhirnya berhasil diselamatkan oleh warga sekitar. Namun kecemasan belum berakhir. Seorang penumpang dikabarkan masih hilang dan hingga kini belum diketahui nasibnya.
“Penumpang yang hanyut sebagian sudah diselamatkan, tapi satu orang masih belum ditemukan,” ujar seorang warga yang berada di lokasi kejadian dengan nada cemas.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Tim SAR Bireuen.
“Benar kabar tersebut,” kata anggota Tim SAR Bireuen, M. Rizal, sebagaimana dikutip dari media lokal bithe.co.
Hingga berita ini diturunkan, data lengkap korban masih dalam pendataan. Tim SAR, dibantu personel TNI dan Polri, terus dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pencarian dan proses evakuasi. Sungai yang masih berarus kuat menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat.
Peristiwa ini kembali mengingatkan bahwa di balik kesederhanaan penyeberangan darurat, tersimpan risiko besar yang setiap hari dihadapi masyarakat. Getek yang selama ini menjadi penyambung harapan, pagi itu justru berubah menjadi saksi bisu betapa rapuhnya keselamatan warga di tengah keterbatasan infrastruktur.
Sekedar informasi, kejadian boat terbalik seakan melengkapi cerita duka warga Aceh dibalik musibah banjir dan longsor. Karena sebelumnya sudah dua kali musibah boat untuk penyeberangan darurat terbalik, dua kejadian sebelumnya terjadi di Kuta Blang, Kabupaten Bireuen. []


