Laporan: Hamdani dari Bireuen
Alhamdulillah!. Kata itu spontan terucap dari banyak bibir siang itu. Setelah hari-hari panjang penuh cemas dan penantian, jembatan darurat Awee Geutah–Teupin Reudep, Kabupaten Bireuen, akhirnya bisa dilewati. Roda dua dan roda empat kembali bergerak, membawa harapan yang sempat nyaris terputus.
Lihat Videonya: Jembatan Awee Geutah sudah Bisa Dilalui Kenderaan
Kamis, 18 Desember 2025, menjadi hari yang tak akan mudah dilupakan warga dan para pengguna jalan. Di bawah terik matahari siang, jembatan darurat yang selama ini hanya bisa dipandangi dari kejauhan, kini resmi dilalui kendaraan. Pelan tapi pasti, kendaraan pertama melintas, disambut rasa lega yang sulit disembunyikan. Ada teriakan Allah hu Akbar! Allah hu Akbar! Juga sayup-sayup terdengar.
Sumber media ini di lokasi jembatan, Khairul Fahmi Ismail, memastikan kebenaran kabar baik tersebut.
“Sudah bisa dilewati, bang,” ujar Khairul Fahmi singkat, namun sarat makna.
Khairul Fahmi bukan sekadar saksi biasa. Ia mengaku hampir setiap hari memantau proses pembangunan jembatan darurat itu. Bahkan, dalam sehari ia bisa dua kali datang ke lokasi.
“Kadang sehari dua kali saya ke lokasi pembuatan jembatan itu,” akunya.
Baginya, dan bagi ribuan pengguna jalan lainnya, jembatan ini bukan sekadar rangka besi dan lantai darurat. Ia adalah jembatan harapan. Harapan agar urat nadi transportasi tidak lumpuh. Harapan agar aktivitas ekonomi, pendidikan, dan kemanusiaan tetap berjalan.
Sebab jika jembatan ini tak segera difungsikan, akses akan terputus total. Kondisi kian genting karena jembatan utama di lintasan Jalan Nasional Medan–Banda Aceh, tepatnya di Kutablang, juga terputus total. Artinya, jalur strategis yang menghubungkan dua wilayah besar itu benar-benar lumpuh tanpa alternatif.
Kini, meski bersifat darurat, jembatan Awee Geutah–Teupin Reudep telah menjadi penyambung hidup. Deru mesin yang melintas di atasnya terdengar seperti doa yang dikabulkan. Setiap kendaraan yang lewat seolah membawa satu pesan yang sama, harapan itu belum padam.
Alhamdulillah. Jembatan itu kini bukan lagi sekadar rencana, tapi telah menjadi jalan pulang, jalan usaha, dan jalan kehidupan bagi banyak orang. []


