
Oleh: Firman *)
Pembangunan Jalan Lingkar Kota Lhokseumawe merupakan langkah strategis yang tepat dalam menjawab tantangan lalu lintas perkotaan yang semakin kompleks. Berdasarkan kajian ilmiah, terbukti bahwa jalan eksisting—yakni Jalan Merdeka Barat—sudah tidak lagi mampu menampung volume kendaraan yang terus meningkat. Akibatnya, kemacetan, kecelakaan lalu lintas, dan waktu tempuh yang panjang menjadi masalah rutin yang menggerus produktivitas kota.
Jalan lingkar bukan semata proyek infrastruktur, tetapi sebuah investasi jangka panjang yang visioner. Berdasarkan analisis teknis, proyek ini diproyeksikan mampu memberikan penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) sebesar Rp3.289/km, serta efisiensi nilai waktu hingga Rp189.877/kendaraan. Angka ini tidak hanya relevan bagi pengguna jalan, tetapi juga mempercepat arus distribusi barang dan jasa, yang secara langsung berdampak pada pertumbuhan ekonomi lokal.
Lebih jauh lagi, dari sisi kelayakan ekonomi, proyek ini menunjukkan indikator yang sangat positif: nilai Net Present Value (NPV) surplus, Benefit Cost Ratio (BCR) lebih dari 1 pada berbagai tingkat suku bunga, serta Economic Internal Rate of Return (EIRR) sebesar 17,27%. Bahkan jika dibiayai dengan pinjaman komersial, proyek ini tetap tergolong layak. Ini menandakan bahwa proyek ini bukan hanya dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan sosial, tetapi juga sangat menguntungkan secara finansial.
Pemerintah daerah dan provinsi perlu menjadikan pembangunan Jalan Lingkar ini sebagai prioritas utama. Di samping kelayakan teknis dan ekonomi, proyek ini juga mendapat legitimasi sosial yang tinggi: 96% responden masyarakat menyatakan sangat setuju atas pembangunannya. Dukungan publik ini merupakan modal sosial yang sangat penting bagi kelangsungan proyek infrastruktur strategis.
Namun demikian, pembangunan infrastruktur yang berorientasi jangka panjang harus tetap memperhatikan aspek sosial secara menyeluruh. Proses pembebasan lahan harus dilakukan secara transparan, adil, dan partisipatif. Di sisi lain, kualitas konstruksi juga wajib diawasi ketat agar manfaat ekonomi yang dikalkulasikan tidak sekadar berhenti di atas kertas.
Jalan Lingkar Kota Lhokseumawe bukan hanya sebuah jalan baru, melainkan simbol dari arah pembangunan transportasi yang visioner menghubungkan efisiensi, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi.
*) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Malikussaleh