Bireuen - Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia Teungku Malik Mahmud Al-Haythar beserta Tim Pengkajian dan Pembinaan Pelaksanaan MoU Helsinki tahun 2022 mengunjungi Universitas Almuslim (Umuslim) dalam rangka silaturahmi serta follow up dari pertemuan Tim Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Umuslim dengan Lembaga Wali Nanggroe Aceh beberapa hari lalu.
Kegiatan bertujuan menjaring masukan terhadap evaluasi dan terkait dengan implementasi, penguatan serta nasib MoU Helsinki pada masa-masa mendatang bagi kepentingan Aceh secara komprehensif.
Dalam pertemuan tersebut berbagai masukan dan kritikan yang membangun muncul demi kesempurnaan kedepannya.
Abu Razak menuturkan penguatan UUPA harus dilandasi kesepakatan yang tertuang dalam nota kesepahaman perdamaian Helsinki.
Pada kesempatan tersebut Rusyidi Mukhtar, S.Sos selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan dan juga selaku Ketua DPRK Bireuen berharap kepada Wali Nanggroe supaya semua butir-butir MoU dapat terealisasi.
"Saya memohon kepada Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe Aceh yang terlibat langsung dalam proses perdamaian agar semua butir-butir MoI Helsinki dapat direalisasikan walaupun tidak sesempurna mungkin agar generasi berikutnya dapat merasakan hasil perjuangan pendahulunya," ujarnya.
Kepada tim agar benar-benar mempelajari sehingga dapat memasukkan apa-apa yang telah diperjuangkan orang tua kita, juga kepada institusi pendidikan agar memasukkan MoU Helsinki dalam kurikulum sebagai muatan lokal di perguruan tinggi.
Sementara itu Rektor Umuslim Dr. Marwan, M.Pd menguraikan; setiap ada MoU tentu disusul dengan MoA lalu dilanjutkan dengan Implementation of Aggreement.
"Sekarang ini terkesan rakyat Aceh miskin di kala jumlah uang begitu banyak, harapan kita agar Pemerintah Aceh beserta DPR Aceh dan semua elemen dapat menyamakan persepsi dalam merealisasikan butir-butir MoU Helsinki bagi kemakmuran rakyat Aceh," kata Marwan.
Marwan mengaku pihaknya sangat bangga dan berterimakasih kepada Wali Naggroe dan tim pengkajian dan pembinaan pelaksanaan MoU Helsinki yang telah hadir dan memilih kampus Umuslim sebagai salah satu tempat pertemuan untuk penguatan MoU Helsinki.
"Ini merupakan salah satu tindak lanjut dari kerjasama yang telah dilakukan antara Umuslim dan lembaga Wali Naggroe," ujar Marwan.
Dekan FISIP Umuslim Rahmad, S. Sos, MAP menyampaikan substansi dan masukan terhadap revisi UUPA harus disepakati bersama menjadi satu draf namun dengan tetap melibatkan berbagai pihak termasuk kampus dan partisipasi masyarakat Aceh
Wali Nanggroe Aceh dalam kesempatan itu bertutur, bahwa dirinya rela meninggalkan Singapura demi berjuang bersama rakyat Aceh.
"Singapura begitu indah saya tinggalkan dan memilih berjuang di sini dan tidak berharap apa-apa selain berharap bagaimana ke depan rakyat Aceh makmur serta sejahtera," ungkapnya.
Di tempat yang berbeda Wali Nanggroe Aceh juga mengadakan pertemuan dan diskusi khusus dengan civitas akademika Umuslim dalam menyikapi perkembangan institusi pendidikan agar lebih maju pada era globalisasi saat ini.
Pertemuan tersebur dihadiri Prof. Jamaluddin, SH, M.Hum, Prof.Dr.H.Gunawan Adnan, MA., PhD, Dr.Fajran Zain, Dr. M. Akmal, Prof.Dr.Dahlan, Dr.Zainal Abidin dan Kamaruddin Abubakar (Abu Razak).
Kemudian sivitas akademika Umuslin dihadiri Direktur Pascasarjana, dekan, dosen lingkup Umuslim, juga hadir Ketua Dewan Pembina, Ketua Yayasan, Pengawas, perwakilan pemkab serta sejumlah pengurus Yayasan Almuslim Peusangan. [Zulkifli]