Prof. Dr. H. Apridar, Se.,M.Si (Foto/Fb)
Bireuen – Namanya Prof. Dr. H. Apridar, SE.,M.Si, saya mengenal beliau sebagai pria baik dan bersuara lembut. Beberapa kali pernah mengajar di kelas saya, waktu saya mengambil S2 Manajemen di Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, terakhir beliau yang saat itu adalah juga Rektor di Unimal menjadi Pembimbing Utama Tesis saya, dan di tangan dingin beliau, saya menyelesaikan S2 saya pada 2013 silam. Alhamdulillah.
Ada hal lucu saat beliau pertama mengajar di kelas kami, saya dan beberapa kawan satu kelas saling berbisik, karena menduga beliau orangnya sangar, tapi pas mengajar, ternyata dugaan kami keliru. Di balik wajah yang terkesan keras dari pria tinggi besar ini, ternyata beliau sangat lembut, mengajarnya pelan dan sangat sabaran.
Hubungan kami makin akrab, setelah beliau tahu saya seorang jurnalis, apalagi dulunya waktu saya masih jadi wartawan Tabloid Modus Aceh yang terkenal sebagai media kritis di Aceh, saya sering memberitakan hal-hal yang membuat pejabat di Unimal panas dingin. Bahkan dulunya sampai-sampai saya dilaporkan ke Polres Lhokseumawe karena berita saya yang dianggap mencemarkan nama baik. Tapi sampai hari ini, saya tak tahu, siapa yang melaporkan saya itu, yang jelas saat itu Prod. Apridar belum jadi Rektor di Unimal. Alamak.
Dalam sebuah pertemuan, saya tak ingat lagi, entah ada keperluan apa saya ke Kampus Reuleut, saya bertemu Prof. Apridar, beliau mengatakan pada saya, “Tolonglah Unimal, jangan serang kami terus. Mari sama-sama kita bangun Unimal ini,” ajaknya bernada lembut dengan wajah tersenyum ramah.
Saya katakan, “Pers mempunyai fungsi kontrol pak, itu yang harus dipahami, makanya kadang dilematis juga menjadi wartawan pak, tapi karena saya sudah menjadi bagian dari keluarga besar Unimal, tentu sedapat mungkin saya jaga nama baik lembaga ini,” janji saya saat itu.
Begitulah hubungan baik saya terbina dengan Prof. Apridar. Beliau yang saya kenal juga tidak birokratis, kadang jika butuh tanda tangan beliau, jumpa dimanapun tetap akan dilayani, tanpa harus di ruang kerja. Begitulah.
Hari ini, Sabtu, 23 Januari 2021 saya ketahui, Prof. Apridar dikukuhkan oleh Pembina Yayasan Kebangsaan Dr. H. Amiruddin Idris, SE.,M.Si sebagai Rektor Universitas Islam Kebansaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, Aceh, Indonesia.
Pengukuhan tersebut dilakukan di Aula Utama Kampus UNIKI Bireuen, jalan Banda Aceh – Medan, Desa Blangblahdeh, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen.
Banyak harapan yang disematkan pada pria hitam manis ini untuk memajukan universitas swasta di Kabupaten Bireuen itu. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ketua Pembina Yayasan Kebangsaan Amiruddin Idris ketika memberikan sambutan di awal acara itu.
“Kami sangat paham tentang kualitas dan pengalaman beliau. Hemat kami Unimal yang terletak di Kota Lhokseumawe maju pesat di bawah kepemimpinan beliau. Saya yakin Profesor Apridar akan membawa UNIKI yang masih baru ini maju lebih cepat dari yang diharapkan, Insya Allah,” kata Amiruddin Idris.
Amiruddin Idris juga mengatakan bahwa, pengukuhan Profesor Apridar sebagai Rektor UNIKI Bireuen merupakan hasil Rapat Pleno 12 anggota Senat Universitas. Amiruddin Idris menyatakan, sangat mengapresiasi kehendak Senat Universitas dalam memilih dan mengukuhkan Profesor Apridar.
UNIKI Bireuen yang dikelola di bawah Yayasan Kebangsaan Bireuen sejak dua tahun terakhir ini telah menjadi Universitas.
“Sampai saat ini memiliki 3.358 mahasiswa yang sebagian besar adalah mahasiswa penerima bantuan program bidikmisi,” ujar Amiruddin Idris.
Menyahuti harapan Ketua Pembina Yayasan UNIKI, Prof. Apridar mengatakan, Kampus Link and Match dengan moto “profesional, unggul, entrepreneurship dan Islami” sangat ditunggu kiprahnya oleh masyarakat Aceh.
“UNIKI Bireuen yang merupakan Perguruan Tinggi Swasta berlabelkan Islam, saya yakin akan cepat dikenal masyarakat, baik dari aspek pengembangan kampusnya dan program pendidikan yang ditawarkan. Tinggal tugas berat kita ke depan, adalah meningkatkan mutu, apalagi menyongsong pembelajaran kampus merdeka dan belajar merdeka ke depan ini,” jelas Apridar.
Sebut Prof. Apridar itu lagi, kita harus kembangkan dan hidupkan Syariat Islam dan semangat islam untuk mendukung visi misi UNIKI.
“Ini karena pendiri UNIKI, telah menetapkan label Islam dalam nama Universitas ini,” tegas Apridar dengan menambakan itu semua dapat diperoleh dengan bekerjasama, baik di internal, maupun dengan pihak lainnya.
Sekedar informasi, Prof. Apridar adalah Rektor kedua di UNIKI Bireuen menggantikan Dr. Marwan Hamid, M.Pd yang sudah habis masa periodenya dan saat ini sudah menjadi Rektor di Universitas Almuslim (Umuslim), Kabupaten Bireuen.
Selamat bertugas Prof. Apridar, saya yakin di tangan dingin beliau, UNIKI dimana saya dulunya juga pernah mengabdi menjadi dosen di sana semasa masih bernama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kebangsaan akan tumbuh dan berkembang pesat, dan ia sudah membuktikan saat memimpin Unimal sebelumnya. [Hamdani]
Publisher: Hamdani