
Bireuen — Program Sekolah Keluarga Angkatan I di Gampong Geulanggang Baro kembali melanjutkan perjalanannya melalui kuliah kedua yang digelar di Kantor Keuchik setempat, Selasa (22/07/2025). Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Pascasarjana dan Fakultas Teknik Universitas Almuslim, dalam rangka pengabdian masyarakat berbasis edukasi keluarga.
Dua tema utama diangkat dalam pertemuan ini, yakni “Memaknai Sakinah, Mawaddah, Warahmah (SAMAWA) dalam Keluarga” dan “Bahaya Penyalahgunaan NAPZA dalam Lingkup Rumah Tangga.”
Pemateri pertama, Dr. Ihwani, memaparkan pentingnya membangun rumah tangga yang sakinah (tenang), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (kasih sayang). Ia menekankan bahwa keharmonisan rumah tangga adalah pondasi kuat dalam menjaga ketahanan sosial masyarakat.
Sesi kedua disampaikan oleh Ir. Richard Mareno, MT, yang fokus pada bahaya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Ia menyoroti peran penting orang tua dalam mengawasi dan mendidik anak agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba yang merusak masa depan.
Kuliah ini diikuti oleh 36 ibu-ibu PKK Gampong Geulanggang Baro yang sejak awal telah aktif mengikuti program. Diskusi berlangsung interaktif, dengan berbagai pertanyaan dan pengalaman yang dibagikan oleh peserta.
Sebagai bentuk aksi nyata, kegiatan kuliah ke-2 ini turut dirangkaikan dengan penanaman pohon di halaman Kantor Keuchik, menindaklanjuti materi kuliah pertama bertema lingkungan hidup yang disampaikan oleh Dr. Ir. Cut Azizah, ST, MT, CEIA pada 19 Juni lalu.
Ketua TP-PKK Gampong Geulanggang Baro, Desi Safnita, M.Sos, menyatakan bahwa program ini bukan hanya forum edukasi, tapi gerakan kolektif untuk menjaga keluarga dan lingkungan.
“Ini bukan sekadar belajar, tapi juga ajakan untuk bertindak nyata demi ketahanan keluarga dan kelestarian alam,” ungkapnya.
Sekolah Keluarga Geulanggang Baro dirancang berlangsung selama 6 bulan dengan 12 sesi pembelajaran. Program ini mengintegrasikan pendidikan keluarga, kesehatan, sosial, dan lingkungan untuk menghadapi tantangan zaman, serta menjadi model pengembangan masyarakat berbasis edukasi kolaboratif. [Muliyadi]