Iklan

terkini

Dekan FAH UIN Aceh Benchmarking di UIN Makassar

Redaksi
Rabu, Oktober 25, 2023, 20:17 WIB Last Updated 2023-10-25T13:17:55Z
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh melakukan studi banding (benchmarking) ke Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. (Foto/Ist)

Makassar --  Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh melakukan studi banding (benchmarking) ke Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, 24-26 Oktober 2023.

Kehadiran Dekan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Syarifuddin, MA., P.hD bersama Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan Nazaruddin, MLIS., P.hD disambut oleh Dekan FAH UIN Alauddin Makassar Dr. Barsihannor, M.Ag. Turut didampingi Wakil Dekan II, Dr. Irvan Mulyadi, Wakil Dekan III Dr  Nurcholis A Gaffar, M.Ag, serta Sekretaris Prodi Ilmu Perpustakaan Saenal Abidin, SIP., M.Hum.

Kegiatan benchmarking ini bertujuan untuk memperoleh wawasan tentang best practices terkait  strategi peningkatan motivasi dosen dalam menulis artikel bereputasi, pengalaman dalam konferensi internasional, serta ide untuk kegiatan ADIA yang akan dilaksanakan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2024.

Pada kegiatan studi banding ini, perwakilan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry berdiskusi dengan para perwakilan pimpinan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar tentang tata kelola lembaga di masing-masing fakultas dan praktik terbaik dalam mendorong kolaborasi dosen dengan mahasiswa untuk menulis artikel bereputasi, berpartisipasi dalam konferensi,  dan pengabdian internasional.

Kemudian, pertemuan dilanjutkan dengan kuliah tamu bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar. 

Dalam kuliah tamu, Syarifuddin membahas transformasi digital dalam bidang ilmu humaniora, khususnya digitalisasi manuskrip sejarah dan kesusastraan. Menurutnya, digitalisasi dalam konteks ini membawa manfaat besar, seperti memungkinkan manuskrip dan karya sastra bersejarah untuk disimpan secara aman dan mudah diakses tanpa risiko kerusakan fisik.

Di samping itu, melalui digitalisasi, manuskrip dan karya sastra dapat diakses dengan mudah oleh siapapun di seluruh dunia. Lebih lanjut Syarifuddin menegaskan, dengan digitalisasi memungkinkan mahasiswa dan peneliti mempelajari dan menganalisis karya tanpa harus memiliki akses fisik.

Sementara itu, Nazaruddin memaparkan tentang urgensi penguatan literasi digital bagi mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan, sebagai persiapan untuk menghadapi era society 5.0.

Dalam presentasinya, Nazaruddin menjelaskan, penguatan literasi digital bagi mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan sangat penting seiring eratnya interaksi manusia-mesin dalam kehidupan sehari-hari terlebih dengan maraknya Artificial Intelligence (AI).

Dengan demikian peran perpustakaan akan menjadi pusat literasi digital dan sumber informasi digital yang sangat penting, terutama dalam menghadapi tantangan digital, termasuk penyebaran informasi palsu, privasi online, dan masalah keamanan digital.

Oleh karena itu, mahasiswa ilmu perpustakaan harus memiliki kompetensi literasi digital agar selalu siap menghadapi masyarakat 5.0, seperti kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi digital dengan bijak. [Sayed M. Husen]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Dekan FAH UIN Aceh Benchmarking di UIN Makassar

Terkini

Topik Populer

Iklan