Bireuen - Mengusung tema, Bireuen Tanoh Indatu, Peunulang Maja. Pengurus Dewan Kesenian Aceh (DKA) Kabupaten Bireuen Periode 2023 - 2028, melaksanakan Rapat Kerja (Raker) perdana. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Sekdakab lama, Kabupaten Bireuen, Senin, (07/08/2023).
Ketua Umum DKA Kabupaten Bireuen H. Mukhlis, A.Md.,SH, dalam sambutannya mengatakan, bahwa pada kepengurusan periode kedua ini, dirinya melihat banyak wajah baru dan terlihat antusias.
"Saya melihat rekan-rekan pengurus sangat antusias mengikuti kegiatan raker ini," kata pria yang lebih dikenal Mukhlis Takabeya ini.
Lanjut Mukhlis Takabeya, terkait dengan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VIII di Banda Aceh, pada November 2023 mendatang, Mukhlis berpesan ini harus serius , karena sudah di depan mata.
"Pengurus DKA Bireuen harus serius dalam rangka PKA ke-VIII November 2023 mendatang. Saya optimis, karena hari ini saya melihat, bahwa pengurus DKA Bireuen merupakan wajah-wajah baru," ujar Mukhlis Takabeya.
Selanjutnya Mukhlis Takabeya mengatakan bahwa penting sekali melestarikan seni budaya kepada generasi muda.
"Jadi sangat penting melestarikan seni kepada generasi selanjutnya. Ini menjadi tugas kita bagaimana menggali potensi-potensi supaya seni budaya di Kabupaten Bireuen tidak hilang," pungkas Mukhlis Takabeya.
Sebelumnya Dewan Pembina DKA Kabupaten Bireuen yang juga Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan Kabupaten Bireuen Reza Fitria. S.Si.,M.Si mengatakan pemerintah wajib melindungi kebudayaan di daerah masing-masing.
"Khusus kesenian yang menjadi mitra kami di dinas pendidikan kebudayaan, maka DKA merupakan wadah para seniman yang menjadi mitra kerja kami," ungkap wanita yang biasa disapa Rere ini.
Menurut Rere, jika pada periode sebelumya DKA vakum, akibat pandemi, maka pihaknya berharap, pada pengurusan DKA sekarang bisa lebih aktif.
"Kepengurusan DKA sekarang harus lebih aktif. Supaya mampu menjawab persoalan-persoalan berkesenian di Kabupaten Bireuen," pesan Rere.
Menurut Rere, anggaran untuk kesenian sangat terbatas, "untuk itu, mari kita coba pikirkan sama-sama," ingatnya.
Di akhir sambutannya Rere juga menekankan tentang pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (Haki)
"Pentingnya Haki untuk Kabupaten Bireuen, kami siap memfasilitasi," janjinya.
Sementara itu, Dewan Pembina DKA Bireuen yang juga Assisten II Kabupaten Bireuen Dailami, S.Hut mengatakan, bahwa DKA Bireuen itu berdiri tahun 1999, artinya sudah 3 periode kepungurusan DKA Bireuen.
"Mudah-mudahan di periode keempat, DKA Bireuen bisa menunjukkan eksistensinya dari 23 kabupaten/kota di Aceh. DKA Bireuen harus fokus mempersiapkan PKA pada November 2023 mendatang," pesannya.
"Mari kita saling bekerjasama, berkoordinasi dan berkolaborasi, karena saya juga diamanahkan oleh PJ Bupati Bireuen menjadi ketua kontingan untuk PKA mendatang," lanjutnya.
Tambahnya, tanpa kebersamaan, maka akan sulit. Tapi dengan wajah-wajah baru pengurus DKA, pihaknya optimis, DKA Bireuen akan sukses.
"DKA Bireuen menaungi 117 sanggar dengan dana 200 juta tentu ini tak memadai. Untuk itu, kita akan terus berusaha mencari bapak angkat. Termasuk mungkin dengan dana CSR yang tak bertentangan dengan hukum," pungkasnya.
Dalam laporannya Ketua Panitia Mirza Syeh Tawi, S.Kep.,MKM mengatakan, raker dilaksanakan dalam rangka mensinergikan program-program kerja, sehingga seni dan budaya bisa menggeliat di Kabupaten Bireuen.
"Tujuan raker adalah untuk merumuskan program-program inspiratif bidang seni-budaya yang mampu menggeliatkan kehidupan dan dinamika kesenian di Bireuen," kata pria yang biasa dipanggil Syeh Tawi ini.
"Nantinya di dalam raker, 15 komite akan memaparkan program kerjanya. Kita berharap, seluruh komite dapat bekerja secara maksimal. Sehingga ke depan kesenian Bireuen bisa lebih bangkit lagi serta dapat dikenal banyak orang di kancah lokal, nasional hingga internasional. Sekaligus menjadi wadah aspirasi para seniman dan budayawan Kota Juang ini," pungkasnya. [Hamdani]