Iklan

terkini

Fuadi Yusuf: Hindari Hedonisme Berbingkai Syariah

Redaksi
Jumat, Januari 06, 2023, 19:20 WIB Last Updated 2023-01-06T12:20:20Z
Kepala KUA Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Ustaz Fuadi Yusuf S.Fil.I (Foto/Ist)

Aceh Besar -- Setelah 18 tahun tsunami melanda Aceh, banyak suka dan duka yang dilalui masyarakat Aceh dalam aspek agama, pendidikan, ekonomi, politik,  serta sosio-kultural. Masyarakat Aceh yang  hidup di bumi syariah dengan landasan qanun telah bertransformasi melalui pendidikan agama dengan dibentuknya Dinas Pendidikan Dayah, di bidang politik lahirnya partai lokal, di bidang ekonomi praktik perbankan syariah, dan dalam bidang sosial budaya terbentuknya Majelis Adat Aceh.

Hal itu disampaikan Kepala KUA Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Ustaz Fuadi Yusuf S.Fil.I, dalam khutbah Jumat  di Masjid Madinatussalam Lhoong Jumat, (06/1/01/2023).

“Kita senang dan bangga telah melewati transformasi tersebut, apalagi dibarengi digitalisasi semua penjuru, namun kita bisa melihat perubahan cepat yang kita alami telah mengubah pula gaya hidup dan pola pikir umat,” tegasnya.
 
Menurut Fuadi Yusuf, perilaku hedonisme telah menjadi gaya hidup umat masa kini, suka tidak suka atau boleh berbeda pendapat,  bahwa perubahan yang terjadi setelah 18 tahun tsunami Aceh telah merasuki sebagian besar masyarakat muslim Aceh, misalnya gaya hidup glamour, mengoleksi barang mewah berlebihan, suka jalan-jalan, serta hidup foya-foya. “Semua prilaku itu bisa diakses melalui media sosial masing-masing.

Lebih lanjut, alumni Fakultas Ushuluddin dan Filsafat IAIN Ar-Raniry ini menguraikan beberapa sikap hedonis tercermin dari tujuan hidup yang hanya untuk kesenangan pribadi (individualis), tidak peduli kepentingan orang lain (egois), dan tidak pernah puas terhadap apa yang dimiliki (tamak). 

"Sikap hedonis lainnya, cenderung diskriminatif (zalim),  sombong, dan melihat sesuatu dari segi materi semata," ujarnya.

"Melihat fenomena hedonisme yang melanda umat manusia, seharus lebih mewaspadainya sebab Allah Swt telah mengingatkan  dalam Al Qur’an surat Al-Isra ayat 16, Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri tersebut (taat kepada Allah), bila mereka durhaka, maka sepantasnya berlakulah perkataan Kami (hukuman Allah), kemudian kami binasakan negeri itu," lanjutnya.

Untuk itu, Fuadi Yusuf menawarkan solusi dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan gaya hidup hedonis dengan cara  mensyukuri apa yang dimiliki, memperkokoh persaudaraan umat, dan melakukan dialektika berbingkai ainur rahmah (mata kasih sayang).

Karena itu, memasuki tahun 2023 diakui atau tidak, bangsa ini berada dalam keadaan ekonomi yang tidak baik-baik saja, maka menjaga umat dari keterputusasaan adalah kewajiban sesama muslim. Prahara resesi ekonomi di depan mata dan kemiskinan pasti melanda, maka kewaspadaan bersama sangat dibutuhkan, sebab hal itu bukan tanggung jawab pemerintah saja. 

“Dialog dan nasihat antar sesama umat bukan hanya dilakukan di tempat formal, di mimbar  masjid, dan pengajian-pengajian,  tetapi dimana pun dan kapan pun harus tetap dilakukan, termasuk di pematang sawah, warung kopi, tepi kali, dan dimana pun kita berinteraksi hendaknya selalu membawa pesan-pesan aktual tentang fenomena keumatan,” pintanya. 

Menurut Fuadi Yusuf dalam melakukan dialog harus melihat umat dengan ainurrrahmah,  hal ini sesuai dengan sabda Nabi, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuh dan wajahmu, tetapi Allah melihat keikhlasan hatimu,” sebutnya.

Mengakhiri khutbahnya, Fuadi Yusuf menawarkan  solusi konsep dialektika ainur rahmah, dialog atau nasihat-menasehati dalam melihat problema umat dilakukan dengan bingkai kasih sayang seperti pepatah Aceh: 

Beujeut keu ie grah lam uroe tutong (jadi seteguk air dikala kemarau melanda); beujeut keu payong lam ujeun teuga (jadi sebuah payung dikala hujan menerpa); beujeut keu peunawa lam ureung linglong (jadi obat penawar dikala umat gundah gulana); beujeut keu tanglong lam seupot buta (jadi secercah cahaya dikala kegelapan menerpa). [Sayed M. Husen]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Fuadi Yusuf: Hindari Hedonisme Berbingkai Syariah

Terkini

Topik Populer

Iklan