Professor Trevor Preston Guru besar dari Centennial College Toronto Kanada sedang memberi kuliah tamu di Umuslim (Foto/Zulkifli)
Bireuen - Professor Trevor Preston Guru Besar dari Centennial College Toronto, Canada menjadi pemateri pada acara kuliah tamu Internasional Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) Program Pascasarjana Umuslim Bersama Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Umuslim yang berlangsung secara daring, Sabtu, (17/12/2022).
Menurut Direktur Program Pascasarjana Umuslim Dr.Cut Azizah,ST.,MT didampingi Kaprodi Risky Noviandi, S,IP., M.HI, kuliah tamu Internasional yang menghadirkan Profesor Trevor Preston dosen dari Centennial collage Canada sebagai pemateri ini sebagai upaya memberikan suasana baru dalam proses mengajar sebagai upaya meningkatkan mutu proses belajar mengajar dari dosen yang berasal dari kampus luar negeri.
"Karena dalam era global serta penerapan MBKM mahasiswa perlu mendapatkan ilmu dari dosen luar negeri sehingga mendapatkan pengetahuan dan pandangan Internasional," jelas Cut Azizah.
Tambah Cut Azizah, kegiatan tersebut berlangsung secara daring diikuti sebanyak 75 peserta terdiri dari mahasiswa Prodi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Prodi Magister Pendidikan IPS, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (S1) dan Pendidikan Bahasa Inggris(S1) Umuslim.
Kegiatan kuliah tamu yang turut dimoderatori Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Umuslim Dr. rer. nat. Ernawita, M.Sc membahas tentang Geopolitics of riak: the rise of China, inflation and climate change berjalan lancar dan sukses.
Pada paparannya, Profesor Preston membahas perkembangan politik dan perekonomian dunia berimbas pada berbagai masalah terutama sekali dalam hal perubahan iklim, perubahan pola cuaca, kehilangan keanekaragaman hayati, krisis air, dan berbagai masalah lingkungan lainnya.
Profesor Preston juga membahas kecendrungan perkembangan kekuatan geopolitik dunia dimana China dengan sumberdaya yang besar menjadi pemain penting dalam perekonomian dunia.
"Kuatnya pengaruh China dalam bidang ekonomi, juga diiringi dengan kekhawatiran akan timbulnya konflik akibat terganggunya kedaulatan negara-negara yang berada pada jalur perdagangan strategis Cina, termasuk Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan wilayah Aceh," paparnya.
"Kerjasama antar bangsa-bangsa dalam menjaga kepentingan perdamaian dunia menjadi hal yang sangat penting dalam mempertahankan kedamaian dan stabliitas global," lanjutnya.
Menurutnya, untuk menghadapi isu lingkungan di masa yang akan datang, kebijakan politik terbukti tidak menawarkan solusi yang paling baik.
Walaupun beberapa konvensi penting seperti Protokol Kyoto (1997), Kopenhagen (2009), Paris (2015) dan Sham El-Sheikh (2022) telah ditandatangani, namun masih belum efektif dalam mengatasi permasalahan perekonomian dunia.
"Oleh karena itu, salah satu pemecahan yag bisa ditawarkan adalah penalty tax, dimana penghasil polusi diharuskan membayar pajak yang tinggi, sementara pihak yang mampu menekan polutan yang dihasilkan, akan memperoleh insentif dari pemerintah," ujarnya.
Hal ini dianggap sebagai solusi yang cukup masuk akal, namun penerapannya lebih lanjut masih perlu dikaji, terutama sekali pada negara berkembang seperti Indonesia.
Selain itu, penegakan kebijakan dan aturan, kepemimpinan yang kuat, menjadi hal kunci untuk menjaga kestabilan ekonomi dan juga kelestarian lingkungan.
Sekedar informasi, latar belakang pendidikan Profesor Trevor Preston adalah sebagai berikut, PhD, University of Toronto, Canada, MA, BA – University of British Columbia, Canada.
Kemudian, University of Malaya, Malaysia, Universistas Negeri Yogaykarta, Indonesia, Professor, International Business, Centennial College, Canada. [Zulkifli]