Iklan

terkini

Ketua LMND Dedi Syaputra: Stunting Persoalan Serius Negara

Redaksi
Senin, Agustus 29, 2022, 14:56 WIB Last Updated 2022-08-29T07:56:46Z
Ketua LMND Dedi Syaputra (Foto/Ist)

Banda Aceh - Eksekutif Kota Liga Mahsiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Banda Aceh mendukung pemerintah dalam menyelesaikan masalah stunting di Aceh,mengingat Aceh salah satu provinsi yang sedang berada di angka paling sakral berdampak Stunting. LMND adalah organisasi kepemudaan yang turut berpartisipasi dalam setiap langkah-lankah yang baik untuk menyelesaikan masalah stunting di Aceh khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya.

Dalam hal ini ketua LMND Banda Aceh Dedi Saputra atau lebih dikenal Bung John pada media ini Senin, (29/08/2022). menyampaikan pihaknya selaku generasi muda selalu siap menghadapi tantangang ke depan.

‘’Kita selaku generasi muda yang ada di Aceh harus selalu siap dalam menghadapi segala tantangan ke depan, dan masalah stunting ini bukanlah masalah biasa-biasa saja. ini menyangkut Sumber Daya Manusia bagai mana kita akan membangun generasi ke depan kalau problem ini tidak kita selesaikan," katanya di Sekretariat LMND Kota Banda Aceh.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan bahwa persoalan stunting atau gagal tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi masih menjadi persoalan serius di Negara Indonesia, data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan bahwa Indonesia masih dihadapkan pada prevalensi stunting mencapai rata-rata 24,4% dan hal ini masih di atas ambang batas Badan Kesehatan Dunia {WHO].

"Berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia berada di 24,4 persen. Angka ini mengalami penurunan 3,3 persen di tahun 2019 sebesar 27,7 persen. Prevalensi stunting ini lebih baik dibandingkan Myanmar (35 persen), tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%), dan Singapura (4%)," ungkapnya.

Dedi menyampaikan, dari 34 provinsi, Aceh merupakan salah satu daerah dengan kasus stunting tertinggi di Indonesia prevalensi anak stunting di Aceh jauh di atas rata-rata nasional,  dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Aceh menempati posisi ketiga tertinggi setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat,
Lanjutnya,, misalkan Kabupaten Gayo Lues menjadi daerah prevalensi stunting tertinggi, 42,9 persen, disusul Kota Subulussalam 41,8 persen. Sementara Kota Banda Aceh (23,4%) dan Kota Sabang (23,8%) menjadi daerah dengan prevalensi terendah.

"Kemudian masalah yang perlu diseriusi pemerintah adalah persoalan stunting atau gagal tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi perihal pemenuhan kebutuhan dasar bagi ibu hamil itu yang paling penting karana kurangnya asupan gizi bagi ibu hamil akan mempengaruhi tumbuh kembang bayi bahkan hal itu tidak hanya membahayakan bagi perkembangan janin sendiri tetapi kesehatan sang ibu juga," ujarnya.

"Dalam hal ini kami mendorong supaya ada gerakan bersama melawan stunting yang terintegrasi secara nasional dari pusat hingga RT serta bentuk pengawasan yang ketat untuk memastikan program tersebut berjalan secara akuntabel," lanjutnya.

Dia juga mengusulkan agar pengalokasian anggaran pemerintah untuk hal ini diperbesar melalui APBN dan Dana Desa serta memaksimalkan peran Puskesmas dan bidan desa untuk proses cek kesehatan ibu hamil. 

"Hal lainnya yang tidak kalah penting adalah pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah. Sehingga menurut saya tidak hanya perkembangan fisiknya yang diperhatikan tetapi juga hak-hak mereka dalam mendapatkan pendidikan yang berkualitas sebagaimana amanat UUD 1945," tutupnya. [M. Jafar Peunteut]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ketua LMND Dedi Syaputra: Stunting Persoalan Serius Negara

Terkini

Topik Populer

Iklan