Iklan

terkini

HMI Mengajar, Pengabdian HMI untuk Masyarakat Terpencil

Redaksi
Jumat, Oktober 29, 2021, 16:35 WIB Last Updated 2021-10-29T09:35:10Z
Pengabdian nntuk masyarakat terpencil, HMI laksanakan kegiatan HMI Mengajar (Foto/Ist)

Lhokseumawe - Dalam rangka pengabdian kepada Ummat, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lhokseumawe - Aceh Utara Melakukan Kegiatan HMI Mengajar ke Dusun Sarahraja, Desa Luboek Pusaka, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara selama beberapa hari dari tanggal 21-24 Oktober 2021.

Ari Maulana selaku Kabid Pendidikan dan IPTEK HMI Cabang Lhokseumawe - Aceh Utara dalam keterangan pers nya, Jum'at (29/10/2021) menyebutkan ini merupakan bentuk ikhtiar HMI untuk mengabdi kepada ummat dan bangsa. 

"Kami ingin memberikan warna baru di HMI, bagaimana HMI bisa ikut langsung membantu kesulitan dan permasalahan masyarakat kecil, HMI mengajar merupakan ikhtiar pengabdian HMI kepada ummat dan bangsa, kegiatan kami laksanakan selama 4 hari dengan nginap disana, dimulai dari tanggal 21-24, dan alhamdulillah tanggal 25 kami sudah kembali di Lhokseumawe, kegiatan ini mendapatkan support dari berbagai kalangan, selain mengajar anak-anak di sana, kami juga ikut membantu masyarakat disana, seperti merenovasi PAUD tempat anak-anak belajar, berburu ke hutan dan banyak lagi lainnya," kata Ari.

"Di Dusun Sarahraja ada sekitar 36 kepala keluarga dengan jumlah penduduk semua kurang lebih sekitar 120 orang, di PAUD tersebut ada 10 orang anak TK, dan 2 orang anak SD, dengan 1 orang guru, dusun sarahraja merupakan daerah 3T, dengan keadaan paling pedalaman di Aceh Utara, jaringan internet/HP hampir tidak mungkin ada disana, akses masyarakat juga cukup sulit, baik itu jalur darat maupun jalur sungai, " tambahnya 

Selanjutnya Muhammad Fadli selaku Ketua Umum HMI Cabang Lhokseumawe - Aceh Utara menambahkan bahwa pihaknya sangat miris melihat kondisi masyarakat setempat, yang masih hidup seperti di zaman penjajahan.

 "Kita sangat miris dan sedih melihat keadaan di sana, 76 Tahun Indonesia merdeka, namun masyarakat Sarahraja seperti masih hidup di zaman penjajahan, jangankan untuk bisa hedonisme, untuk kebutuhan dasarnya saja mereka hampir tidak ada, seperti dunia pendidikan, kesehatan, air bersih, akses jalan, itu semua masih sangat sulit di sana, PAUD di sana baru berdiri tahun 2021 dengan bantuan para relawan lain yang sudah pernah berkunjung ke sana, sebelumnya anak-anak di sana jika mau sekolah ke SD harus ke Aceh Timur kabupaten tetangga, dengan melewati sungai hampir 30 menit, dan perjalanan darat sekitar 40 menit harus dengan jalan kaki, " ungkap Fadli.

"Pada 2021 lah berdiri PAUD di sana, dengan 1 orang guru yang benar-benar mengabdi, karna ia memilih meninggalkan cita-citanya untuk masuk SMA, demi mengajar di Dusun Sarahraja, bahkan guru tersebut belum mendapatkan upah dari pemerintah, selama ini honoriumnya hanya dari sedekah camat, geuchik, kadus atau para relawan yang berkunjung ke dusunnya, jika dia tidak mengajar sudah bisa dipastikan tidak ada guru di sana, kemudian jika ada masyarakat yang sakit juga cukup sulit, karna tidak ada perawat, puskesmas ada, namun tidak terpakai karna susah para perawat pulang pergi dengan akses jalan yang sangat ekstrim, untuk sampai ke Dusun Sarahraja dari Desa Luboek Pusaka harus melewati sungai dan jalan kaki yang menghabiskan waktu sekitar 2 jam lebih, kemudian air bersih juga sulit, masyarakat mandi, minum, nyuci, buang air besar dan air kecil dan sebagainya dengan air sungai kecil yang tentunya sangat jauh dari higenis, masyarakat yang bercocok tanam juga kesulitan karena ada gangguan dari gajah yang selalu mengganggu tanaman," lanjutnya.

Fadli mengungkapkan bahwa anak-anak di tempat terpencil itu luar biasa untuk mendapatkan pendidikan. Untuk itu, ia berharap ada perhatian dari pemerintah.

"Kami melihat langsung bagaimana semangat anak-anak di sana untuk bisa melanjutkan sekolahnya, untuk bisa mendapatkan pendidikan tidak mengeluh, meskipun sangat terbatas fasilitas untuk mereka mendapatkan pendidikan. Kita berharap ini menjadi perhatian khusus Presiden Jokowi, untuk dapat membantu masyarakat di sana, apakah mekanismenya kemudian di delegasikan Pemda untuk diselesaikan, atau kementrian langsung yang turun tangan, intinya negara harus hadir untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Sarahraja, mereka membutuhkan jembatan atau perbaikan jalan, mereka membutuhkan sekolah yang layak, mereka membutuhkan air bersih, mereka membutuhkan dokter, mereka membutuhkan pertolongan dari kita semua terutama negara yang diamanatkan kepada pemerintah untuk memenuhi hak-hak konstitusional warganegara, kita berharap aspirasi ini di dengar oleh Presiden Jokowi," tutup Muhammad Fadli.[M. Jafar Peunteut]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • HMI Mengajar, Pengabdian HMI untuk Masyarakat Terpencil

Terkini

Topik Populer

Iklan