Iklan

terkini

PNL Terus Lakukan Sinergitas dengan DUDI untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan

Redaksi
Jumat, Desember 11, 2020, 20:43 WIB Last Updated 2021-09-20T08:30:16Z

Konferensi Pers Yang Dilakukan Jajaran Pompinan Pnl Dengan Wartawan (Foto/Humas)

Lhokseumawe
– Dalam usianya yang ke 33 tahun, Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) terus meningkatkan sinergitas dengan Dunia Usaha dan Dunia Indusitri (DUDI). Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan daya saing lulusan. Hal ini diungkapkan Direktur PNL Rizal Syahyadi, ST.,M.Eng.Sc dalam Pers Conference, Jumat (11/12/2020).

“Pengembangan keterampilan lulusan PNL sangat memerlukan sinergitas, kolaborasi dan kerjasama (partnership) dengan DUDI,” kata Rizal Syahyadi.

“Sebagai contoh, kolaborasi PNL dengan mitra kerja seperti PT Perta Arun Gas (PAG), PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), PT Pertamina Hulu Energi NSB & NSO (PHE) dan PLN telah memperkuat positioning PNL dalam menghasilkan SDM yang kompeten yang sesuai dengan kompetensi dan daya saing pasar,” lanjut direktur politeknik termuda di Indonesia ini.

Tambah pria yang biasa disapa Didi ini, pola kemitraaan yang sudah dijalankan dengan perusahaan BUMN tersebut di antaranya Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB), Recruitment Alumni PNL, OJT/PKL, Kuliah Tamu/Kuliah Umum, Penyesuaian Kurikulum Berbasis Industri, Peningkatan Kualitas SDM melalui Pelatihan dan Sertifikasi, Menjadi Pemateri/Narasumber di berbagai kegiatan PNL, Hibah Peralatan serta menggunakan jasa Career Development Center (CDC) PNL untuk recruitment calon tenaga kerja dan lain-lain.

“DUDI merupakan laboratorium dan workshop tempat mahasiswa PNL melakukan magang, OJT, PKL atau belajar di industri secara real. Sedangkan benefit bagi pihak DUDI adalah mendapatkan tenaga kerja yang telah terlatih dan memiliki kompetensi sesuai dengan bidangnya. Sehingga bagi pihak industri akan tercapainya visi dan misi yang sesuai dengan target,” terang Rizal Syahyadi.

Rizal Syahyadi menambahkan, saat ini beberapa Prodi di PNL telah menjalankan kurikulum dual system 3:2:1 atau kurikulum berbasis industri dengan komposisi kurikulum selama tiga semester proses pembelajaran dilaksanakan di PNL, dua semester di Industri, dan satu semester menyelesaikan Tugas Akhir.

“Tahun 2007 PNL berkolaborasi dengan PT Arun untuk melahirkan Program Studi Diploma III Pengolahan Migas di PNL dengan kurikulum berbasis industri Migas,” ungkap Didi.

Lebih lanjut, Didi mengatakan setelah PT Arun selesai berakhir beroperasi pada oktober 2015, pola kemitraan dan kerjasama yang sudah dijalankan dengan PT Arun dilanjutkan dan diterapkan oleh PT Perta Arun Gas (PAG) sampai saat ini.

“Kurikulum yang diterapkan di Prodi Migas telah diadopsi untuk menjadi kurikulum pendidikan tinggi vokasi di tingkat nasional,” ujar Didi.

Rizal Syahyadi menyebutkan bahwa implementasi kemitraan PNL dan PIM saat ini sudah sangat baik, diantaranya setiap tahun sebanyak 75 mahasiswa PNL melakasanakan magang di di PIM.

“Mahasiswa wajib memiliki sertifikat kompetensi untuk meningkatkan employability. Saat ini PIM telah mengeluarkan sertifikat perusahaan kepada 235 mahasiswa PNL dan sertifikat kompetensi BNSP kepada 75 mahasiswa,” papar Rizal Syahyadi.

Sementara itu, Rizal Syahyadi menambahkan bahwa pola kemitraan PNL dengan PHE selama ini juga berjalan dengan sangat baik terutama untuk Kuliah Industri selama 2 semester untuk Mahasiswa Program Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Kimia Industri.

Begitu juga dengan Program Sarjana (Fresh Graduate) Magang di PHE untuk mendapatkan pengalaman bekerja di PHE dengan batasan waktu tertentu.

“Banyak program pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM pemuda di lingkungan kerja PHE yang sudah bekerjasama dengan PNL, begitu juga dengan hibah peralatan. Ini merupakan bentuk partisipasi dan peran PHE untuk mendukung pendidikan vokasi di Aceh,” jelas Rizal Syahyadi.

Rizal Syahyadi mengungkapkan bawah saat ini PNL ditunjuk oleh PLN UP3 Lhokseumawe sebagai konsultan pendamping untuk 215 UMKM binaan Rumah Kreatif BUMN PLN UP3 Lhokseumawe. PNL memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menjalankan program pengabdian kepada masyarakat.

“Pelaku UMKM membutuhkan pendampingan, sentuhan teknologi, inovasi produk dan packaging. Disamping itu pelaku UMKM juga butuh pelatihan pemasaran digital (e-commerce), sertifikasi produk, sertifikasi halal, dan siap go digital untuk mampu bersaing dengan UMKM lainnya,” pungkas Rizal Syahyadi. [Hamdani]

Publisher: Hamdani

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PNL Terus Lakukan Sinergitas dengan DUDI untuk Tingkatkan Daya Saing Lulusan

Terkini

Topik Populer

Iklan