Iklan

terkini

[Opini] Karang Taruna Bireuen, Apa Kabar?

Redaksi
Minggu, Agustus 24, 2025, 15:30 WIB Last Updated 2025-08-24T08:30:32Z

Oleh: Hamdani, SE., MSM*)

Karang Taruna Bireuen pernah berjaya, mencapai kegemilangannya di dua periode kepengurusan sebelumnya. Bahkan menjadi pilot project keberhasilan pengelolaan Karang Taruna di Provinsi Aceh. Tapi kini seperti tak ada gaung, sehingga wajar ada pertanyaan tentang kabar Karang Taruna Bireuen.

Sebagai mantan ketua Pelantikan Karang Taruna Kabupaten Bireuen, saya wajar mempertanyakan keberadaan organisasi kepemudaan tersebut di Kabupaten Bireuen yang seakan telah kehilangan gaungnya, atau saya ketinggalan informasi?

Karena saya merasa bagian dari keluarga besar Karang Taruna, maka wajar pertanyaan tersebut saya ajukan, tapi jika saya orang luar, tentu tak elok saya melakukan intervensi dalam organisasi ini.

Sedikit bercerita, saat awal pergerakan Kepengurusan Karang Taruna Bireuen tahun 2013-2018 silam, semangat kebersamaan itu luar biasa. Bahkan panitia tidak ada dana , sebagai ketua panitia pelantikan saya berhasil menggerakkan dengan mueripe-ripe (saling berdonasi-pen) sesama panitia dan pelantikan berlangsung meriah di Pendopo Bupati Bireuen.

Karang Taruna di Kabupaten Bireuen pernah punya jejak gemilang, yang belum lekang oleh masa, yakni di awal berdirinya Karang Taruna di Kabupaten Bireuen, pada masa kepengurusan Zulkifli, M. Kom, dkk berhasil menyelenggarakan Bulan Bakti Karang Tarun (BBKT) tingkat Provinsi Aceh di Kabupaten Bireuen. Capaian ini tentu tak mudah, jika tidak ditunjang oleh kekompakan dan kesolidan antar sesama pengurus.

Karena BBKT merupakan suatu program bergengsi bagi organisasi Karang Taruna dan termaktub dalam AD/ART organisasi. Ini merupakan event bergengsi di lingkup organisasi Karang Taruna.

Sekedar informasi, Karang Taruna merupakan organisasi kepemudaan, wadah pembinaan, pemberdayaan, dan pengembangan potensi kaum muda yang tumbuh dan berkembang atas kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh, dan untuk masyarakat, khususnya generasi muda, untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial di tingkat desa.

Definisi tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial (Permensos) RI Nomor 25 Tahun 2019 yang merupakan pengganti Permensos RI Nomor 77/HUK/2010 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.

Kalau dipedomani kebijakan pemerintah melalui Peraturan Menteri Sosial RI tentang Pedoman Dasar Karang Taruna dan AD/ART-nya, organisasi ini merupakan satu-satunya organisasi plat merah di bidang kepemudaan yang mempunyai struktur kepengurusan mulai dari tingkat nasional sampai ke tingkat gampong (desa).

Bagi Kabupaten Bireuen keberadaan organisasi ini sempat menjadi sebuah organisasi yang diperhitungkan bahkan menjadi salah satu pilot project di Provinsi Aceh. Hal itu saat kepengurusan Karang Taruna periode 2013-2018 saat digawangi Zulkifli,M.Kom dan Erri Seprinaldi sebagai sekretaris.

Yang saya tahu, pada masa kepengurusan periode tersebut roda organisasi Karang Taruna begitu hidup dan bergairah. Banyak aktivitas dan program yang berhasil dijalankan pengurus.

Seperti berhasil menyelenggarakan sejumlah program tingkat provinsi yang dilaksanakan di Bireuen. Selain itu juga banyak bantuan pemberdayaan yang dibawa pulang ke Bireuen. Pada masa kepengurusan itu juga adanya satu keputusan Bupati Bireuen, agar ketua-ketua Karang Taruna (pemuda) gampong diberi sedikit jerih.

Termasuk lahirnya Qanun Kepemudaan Gampong yang disahkan oleh DPRK Bireuen tentang keberadaan organisasi kepemudaan di Bireuen.

Prestasi-prestasi yang diperoleh ini tentunya bukan sebuah hasil yang serta merta, tetapi merupakan proses yang panjang seiring berjalan dan aktifnya kepengurusan Karang Taruna.

Karena saat itu hampir tiap gampong begitu bersemangat untuk membentuk organisasi kepemudaan khususnya Karang Taruna di gampong-gampong di Kabupaten Bireuen.

Bahkan banyak pengurus Karang Taruna kabupaten/kota lain di Aceh menjadikan Bireuen sebagai tempat belajar dan berdiskusi untuk.memajukan Karang Taruna.

Ketua Karang Taruna Bireuen Zulkifli juga sering diundang ke kabupaten/kota sebagai pemateri terkait Karang Taruna. Bahkan Dinas Sosial Aceh menetapkan Zulkifli sebagai salah satu anggota tim juri penilaian Karang Taruna berprestasi tingkat Aceh.

Penunjukan tersebut berkaitan karena pengalaman dan kapasitas Zulkifli yang sudah berpengalaman dan jebolan sejumlah pelatihan dan workshop Karang Taruna di tingkat nasional.

Yang paling membanggakan Bupati Bireuen H. Ruslan M. Daud saat itu berhasil menerima penghargaan pemerintah melalui Kemensos RI yaitu Satya Lencana Adhitya Karya Mahatva Yodha sebagai Pembina Karang Taruna Teladan tingkat nasional.


Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Mensos RI saat itu, Khofifah Endar Parawangsa, diserahkan pada Bulan Bakti Karang Taruna Tingkat Nasional (BBKTN) di Kisaran, Sumatera Utara tahun 2014.

Saat penyerahan penghargaan selain Bupati Bireuen juga ada lima gubernur dan 31 bupati walikota lain dari seluruh Indonesia yang menerima penghargaan serupa.

Kemudian setelah kepengurusan kepemimpinan periode 2014-2018 berakhir. Estafet kepengurusan 2019-2023 dilanjutkan oleh Drh. Murdani dan Suryadi Dipa.

Kedua mereka merupakan "putra mahkota" dari Ketua Karang Taruna Bireuen sebelumnya, bahkan kalau tidak elok dikatakan Zulkifli lah yang memperkenalkan organisasi Karang Taruna pada mereka.

Keberlanjutan estafet tersebut tidak lepas dari didikan dari saudara Zulkifli, mereka berdua adalah merupakan buah dari proses didikan Zulkifli saat itu.

Saat kepengurusan mereka gaung keharuman Karang Taruna Bireuen masih bertengger pada papan puncak untuk katagori Provinsi Aceh.

Bahkan Dinas Sosial Provinsi Aceh dan kepengurusan Karang Taruna Provinsi Aceh masih menjadikan pilot project keberhasilan dan kemajuan Karang Taruna di Provinsi Aceh.

Pernah beberapa kali Karang Taruna tingkat gampong dari Kabupaten Bireuen masuk katagori berprestasi di Provinsi di Aceh.

Saat ini estafet kepengurusan Karang Taruna Bireuen telah berganti, tapi gaungnya semakin redup atau jangan-jangan sudah padam?

Sesuai catatan saya, berdasarkan hasil Temu Karya Karang Taruna Kabupaten Bireuen ke-4 yang berlangsung di Aula Dinas Sosial Bireuen, pada Kamis, 25 Agustus 2024 lalu, Ketua Karang Taruna terpilih adalah saudara Musnawar.

Dari tanggal, Temu Karya tersebut Kepengurusan Musnawar sudah satu tahun berjalan, tetapi belum ada tanda-tanda pelantikan. Ada apa ini?

Kalau sempat organisasi ini padam dan vakum, sangat kita sayangkan. Karena ini juga akan berdampak kepada wibawa pemerintah dan marwah pemuda Bireuen khususnya warga Karang Taruna. 

Untuk itu, diharapkan Karang Taruna Bireuen harus bangkit kembali, jika ada kendala-kendala, tak ada salahnya meminta pendapat orang-orang yang dituakan atau sudah lebih dahulu berkiprah di Karang Taruna, karena tak ada istilah gengsi dalam berorganisasi. Karena seperti kata pepatah, malu bertanya, sesat di jalan.

Mudah-mudahan, gaung Karang Taruna di Kabupaten Bireuen kembali menyala, supaya era emas kepemimpinan Karang Taruna yang dulu, bisa diulang lagi sekarang, bahkan bisa lebih maju. Tidak ada yang tidak mungkin kan? []

*) Mantan Ketua Pelantikan Karang Taruna Bireuen Periode tahun 2013-2018
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • [Opini] Karang Taruna Bireuen, Apa Kabar?

Terkini

Topik Populer

Iklan