
"Dalam tiga bulan terakhir di pada pasar-pasar dalam Kota Lhokseumawe terjadi kenaikan harga beberapa komoditas pangan seperti bawang merah, bawang putih, termasuk daging ayam, ikan dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya seperti beras dan telur," kata Deny.
"Hal ini mengakibatkan pergerakan ekonomi mulai tidak stabil, ini menunjukkan indikasi sedang tidak baik-baik saja di Kota Lhokseumawe," lanjutnya.
Menurut Deny, Pemerintah Kota Lhokseumawe seharusnya memantau dengan seksama dan detail terkait kenaikan harga komoditas pangan dan kebutuhan pokok lainnya, dengan mengambil langkah strategis untuk menanggulangi persolaan gejolak ekonomi.
"Inflasi ini tidak akan terjaga dan terkontrol jika tidak diimbangi dengan produk/barang komplementer lainnya, disatu sisi masyarakat Aceh memiliki hasrat konsumtif yang tinggi," ungkapnya.
Menurut Deny, usaha berskala mikro (UMKM) akan mengalami berbagai permasalahan dengan kenaikan harga mata barang teesebut, namun harga jual produk UMKM tetap sama.
"Ini bermasalah, jika tidak berproduksi maka dapurnya tidak berasap, karena berpengaruh juga untuk jajan anak-anak ke sekolah menjadi berkurang, kemampuan daya beli masyarakat menjadi rendah, hal lainnya tunggakan dan cicilan yang tiap bulan harus dibayarkan, menjadi dilema ekonomi yang tak akan habis-habisnya, mengakibatkan keterpurukan ekonomi berdampak kepada semua sektor kehidupan," tuturnya.
"Harapan kami adalah pemangku kepentingan harus jeli terhadap gejolak ekonomi ini dan alangkah baiknya melakukan terobosan dengan program yang strategis dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya Kota Lhokseumawe," tutupnya. [Hamdani]