
Aura Hiratuki dari Fakultas Hukum salah satu peserta yang meraih juara 3 pada perlombaan Fashion Show. (Foto/panpel).
Bireuen - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen menggelar acara fashion show dengan tema “trans to cash”(dari bahan bekas jadi berkelas, Senin (16/6/2025).
Acara digelar di halaman kampus UNIKI Blang Bladeh Bireuen berlabgsung meriah dan dihadiri para dosen, mahasiswa, serta tamu undangan dan sponsorship.
Acara sangat inspiratif dan kreatif, kesan yang ditinggalkan mahasiswa mampu mengolah sampah menjadi karya seni dan produk fashion yang bernilai.
Melly Sukma Fitri selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan sangat penting dilakukan untuk kesadaran terhadap lingkungan.
Menurutnya pentingnya kesadaran akan lingkungan dan semangat kewirausahaan berbasis keberlanjutan.
Selain itu, acara ini juga menunjukkan bahwa kreativitas bisa tumbuh dari hal-hal sederhana di sekitar kita”ujar Melly Sukma Fitri ketua panitia dan juga wakil presiden mahasiswa.
Acara turut dihadiri Rektor UNIKI beserta jajaran pimpinan universitas, ibu Nuryani Racnan, MM selaku ketua yayasan Kenangsaan, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, para Dekan, serta dosen dan tenaga kependidikan dari berbagai fakultas lingkup Uniki.
Kehadiran para tamu penting ini menunjukkan dukungan penuh dari pihak kampus terhadap kreativitas dan inovasi mahasiswa.
Adapun 3 besar dari perlombaan tersebut antara lain : Juara 1: Silvia Ulfa dari prodi seni Fkip, juara 2: Nazira Safira dari Fakultas Teknik dan Juara 3: Aura Hiratuki dari Fakultas Hukum. Kemudian juara kostum terbaik diraih Siti Nabila dari Fakultas FAI
Ismatur Rahmi perwakilan dari Fakultas Hukum ketika ditanya wartawan menjelaskan bahwa mereka mendesain busananya dengan tema oen ranup mameh ditanoh mulia.
“Tentu baju ini mengangkat tentang kebudayaan bahan yang dibuatpun dari bahan bekas seperti kardus bekas,kaset bekas,koran belas kain perca,lapisan kardus dan lainnya, ujRnya.
Busana ini terinspirasi oleh keindahan Aceh yang mempesona dan ranup yang sangat istimewa, jelasnya lagi.
Sentuhan simbolis Dewi Keadilan akan menambahkan makna mendalam pada kreasi yang megah ini dan merefleksikan keadilan dan keseimbangan”.ujar Ismatur Rahmi aktivis mahasiswi Fakultas Hukum ini.[Zulkifli].