Ir. Azwar Yunus, ST.,M.Sc pendamping SMK-PK dari Politeknik Negeri Lhokseumawe, saat memberikan sambutan pada kegiatan Workshop Penyelarasan Pembelajaran Berbasis Dunia Kerja di SMKN 1 Jantho, Aceh Besar, Rabu, (02/08/2023). (Foto/Hamdani)
Aceh Besar - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Jantho, Aceh Besar melaksanakan Workshop Penyelarasan Pembelajaran Berbasis Dunia Kerja, yang dilaksanakan mulai 2-4 Agustus 2023.
Informasi yang disampaikan Kepala SMKN 1 Jantho Hasnawati, S.Pt., MP saat pembukaan kegiatan pada Rabu, (02/08/2023) di Aula SMKN 1 Jantho, Aceh Besar mengatakan, bahwa ini merupakan tahun kedua kegiatan Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK-PK) yang dilaksanakan oleh SMKN 1 Jantho, dengan Program Keunggulan Teknik Pengelasan.
"Kami berharap tahun ini pelaksanaan kegiatan SMK-PK yang kami laksanakan akan menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, dalam menjalankan program tersebut kami tak bisa sendiri, tapi butuh bantuan dari semua sektor," kata Kepala SMKN 1 Jantho yang biasa disapa Nana ini.
"Kita berharap para dewan guru bisa mengikuti kegiatan Program SMK-PK harus tuntas, yakni ada 11 kegiatan," lanjut Nana.
Tambah Kasek Nana, tahun ini anggaran yang diberikan untuk kegiatan SMK-PK ke SMKN 1 Jantho tak sebanyak tahun lalu.
"Walau dana yang diberikan makin kecil, tapi kita tetap semangat menuntaskan program SMK-PK ini. Untuk tahun ini, khusus Jurusan Teknik Pengelasan sampai 50 JP, kami hadirkan pemateri dari luar yang kompeten di bidangnya," pungkas Kasek Nana.
Selanjutnya Pendamping SMK-PK dari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Ir. Azwar Yunus, ST.,M.Sc dalam sambutannya mengatakan bahwa pembelajaran berbasis dunia kerja harus sinkron dengan dunia kerja.
"Jadi penyelanggaraan workshop seperti ini dengan mengundang mitra industri merupakan suatu hal yang benar yang telah dilakukan oleh SMKN 1 Jantho," ujar lulusan magister dari Belanda ini.
"Jadi untuk SMK penting sekali mengajarkan budaya kerja industri, untuk itu guru-guru harus mengajar dengan pola-pola yang sudah dianut di industri," kata Azwar.
Untuk itu, menurut putra asli Sawang Aceh Utara ini, penting sekali penyelarasan kurikulum, antara apa yang diajarkan di sekolah harus sinkron dengan apa yang diterapkan oleh industri.
Terkait dengan dana yang makin menyusut, Azwar menegaskan supaya Program SMK-PK ini harus tuntas dilaksanakan.
"Walau dananya sudah makin mengecil, mari sama- sama kita jalankan Program SMK-PK ini sampai tuntas," pungkas alumni S1 Teknik Mesin Universitas Syiah Kuala ini.
Hadir dalam kegiatan tersebut M. Yusuf yang merupakan mitra industri yang merupakan praktisi pengelesan. M. Yusuf dihadirkan untuk memberikan materi terkait penyusunan kurikulum berbasis dunia kerja.
"Kalau bisa kurikulum di sekolah bisa menyerap kebutuhan yang ada di dunia kerja. Saat ini di workshop saya punya peralatan yang lengkap, bahkan bukan bermaksud sombong, bahwa kami terlengkap di Aceh secara kebutuhan," ungkap M. Yusuf.
"Untuk itu, pertemuan hari ini, saya berharap bahwa ada titik temu antara kebutuhan kami dengan apa yang diajarkan di sekolah," lanjutnya.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 30 orang, yang terdiri dari kajur, kaprodi dan dewan guru. Pantauan media ini, seluruh peserta terlihat serius mengikuti kegiatan tersebut.[Hamdani]