Iklan

terkini

Tim Dosen PNL Berhasil Mengembangkan Alat untuk Meningkatkan Produksi Sabut Kelapa Lokal Aceh

Redaksi
Kamis, Desember 22, 2022, 06:55 WIB Last Updated 2022-12-21T23:55:53Z
Satriananda, ST.,MT (kanan) Ketua Tim Periset sedang memperlihatkan alat yang dikembangkan oleh timnya (Foto/ Muhammad Hatta)

Lhokseumawe - Sejumlah dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) bersama Kemdikbudristek dan LPDP berhasil mengembangkan alat teknologi Rotary Screening Machine yang berguna untuk meningkatkan produksi cocofiber dan cocopeat lokal Aceh. 

Informasi ini disampaikan Satriananda, S.T., M.T, dosen Jurusan Teknik Kimia (JTK) PNL pada media ini Kamis, (21/12/2022) yang berkesempatan melaksanakan program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri - Dosen PT Vokasi dengan pendanaan dari Kemdikbudristek dan LPDP.

Satriananda mengembangkan alat ini tidak sendiri, tapi mereka adalah tim. Ia bersama anggota dosen lainnya Dr. Muhammad Nasir, SE, M.Si, Ibrahim, ST, serta salah seorang mahasiswa Muhammad Haikal dari JTK melakukan pengembangan alat Rotary Screening Machine untuk efisiensi pemisahan produk cocofiber dan cocopeat. 

"Cocofiber dan cocopeat adalah produk turunan sabut kelapa yang memiliki segudang manfaat. Cocofiber dapat diolah menjadi produk peralatan rumah tangga, pot bunga, bahan baku industri carpet, jok dan dashboard mobil," kata Satriananda.

"Sedangkan cocopeat sendiri dapat digunakan sebagai media tanam yang mampu menyuburkan tumbuhan yang dapat menggantikan pemakaian pupuk yang lebih mahal, lebih ramah lingkungan dan renewable," lanjutnya.

Menurut Satriananda, program riset keilmuan terapan ini berkolaborasi dengan mitra DUDI lokal yang relevan dengan riset yang dilakukan tim, yaitu PT. Fugha Pratama Mandiri sebagai perusahaan kecil yang sedang merintis usaha mengelola sabut kelapa di daerah Lhokseumawe dan Aceh Utara. 

Menurut Satiananda, usaha mitra selama ini belum sepenuhnya dilengkapi oleh fasilitas produksi yang memadai. Proses penyaringan untuk memisahkan cocofiber dan cocopeat masih dilakukan secara manual menggunakan pengayak pasir sehingga memperlambat proses produksi dan membutuhkan tenaga manusia yang lebih banyak.

“Kami ingin mencoba membantu memecahkan permasalahan mitra DUDI dengan  membuat alat Rotary Screening Machine yang dapat digunakan untuk pemisahan cocofiber dan cocopeat secara efekif, hemat waktu dan tenaga. Sehingga ini akan berdampak pada peningkatanp produktifitas usaha mitra DUDI,” lanjut Satriananda.

 “Wilayah kita ini pun termasuk salah satu tempat dimana tumbuhan kelapa tersebar secara luas. Begitu banyak manfaat tumbuhan ini di hampir semua bagian mulai dari akar hingga buahnya. Namun selama ini saya pikir sangat disayangkan jika sabut kelapa hanya menjadi limbah yang terbuang begitu saja atau sekedar dibakar untuk dijadikan anti nyamuk dikebun.” tambahnya.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Lhokseumawe Dr. Edi Majuar, ST, M.Eng, Sc mengatakan bahwa pihak lembaga sangat mensuport program riset keilmuan terapan ini karena merupakan wadah implementasi riset dan karya dosen PNL yang secara nyata dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat maupun mitra DUDI. 

“Saya pikir ini akan akan sangat membantu para petani kelapa di Aceh yang selama ini belum mampu memaksimalkan pemanfaatan potensi sabut kelapa yang padahal memiliki nilai jual yang dapat diekspor jika kita tau caranya”, ujarnya.

Nurhanifa Aidy selaku direktur PT. Fugha Pratama Mandiri yang merupakan mitra DUDI saat ditemui media ini di lokasi usahanya di daerah Jeulekat, Lhokseumawe beberapa waktu lalu, mengaku mereka bersedia dan antusias untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam program riset keilmuan terapan ini.

“Kami sebagai startup yang juga merupakan alumni dari kampus PNL sangat berterimakasih kepada pihak kampus dan dosen-dosen tim periset khususnya yang telah bersedia bekerja sama untuk membantu mengembangkan usaha kami yang selama ini masih belum optimal," ungkap Nurhanifa Aidy.

"Dengan adanya alat Rotary Screening Machine sekarang ini jumlah produksi meningkat drastis, biaya operasional dapat berkurang, kami juga bisa menghasilkan produk inovasi lainnya, dan pemasaran pun lebih berkembang luas,” lanjutnya.

Selain menerapkan alat teknologi yang membantu kegiatan produksi, tim periset yang diketuai oleh Satriananda juga melakukan kegiatan pelatihan dan sosialisasi langsung kepada tim produksi mitra DUDI, masyarakat sekitar lokasi mitra dan juga mahasiswa PNL tentang penggunaan alat sebagai upaya edukasi hasil riset. 

Sebagai feedback, mitra DUDI juga bersedia jika lokasi mereka dan alat hasil riset tersebut dijadikan sarana pembelajaran untuk mahasiswa-mahasiswa PNL dalam kegiatan-kegiatan magang ataupun praktikum. [Muhammad Hatta/Hamdani]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Tim Dosen PNL Berhasil Mengembangkan Alat untuk Meningkatkan Produksi Sabut Kelapa Lokal Aceh

Terkini

Topik Populer

Iklan