Iklan

terkini

Gaya Kepemimpinan

Redaksi
Sabtu, September 25, 2021, 21:37 WIB Last Updated 2021-09-25T14:37:32Z
Oleh: Ir. Muhammad Hatta, SST. MT
Koordinator Humas dan Kerjasama – Politeknik Negeri Lhokseumawe

"Gaya kepemimpinan akan mengacu pada perilaku karakteristik pemimpin saat mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan mengelola sekelompok orang. Pemimpin hebat bisa menginspirasi dan  dapat memotivasi orang lain untuk tampil, berkreasi dan berinovasi.”

Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi atau memberikan contoh kepada pengikut oleh seorang pemimpin. Pemimpin pada dasarnya merupakan orang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan segala sumber daya untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan.

Sementara gaya kepemimpinan akan mengacu pada perilaku karakteristik pemimpin saat mengarahkan, memotivasi, membimbing, dan mengelola sekelompok orang. Pemimpin hebat bisa menginspirasi dan dapat memotivasi orang lain untuk tampil, berkreasi dan berinovasi.  

Gaya kepemimpinan erat hubungannya dengan kematangan dalam pekerjaan maupun dalam psikologis, maka dalam memimpin seseorang akan mempunyai gaya yang berbeda-beda dengan seorang pemimpin lainnya. Griffin dan Ebert mengemukakan 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu: (1) gaya otokratik (autocratic style), (2) gaya demokratik (democratic style), dan (3) gaya bebas terkendali (free-rein style). 

Pemimpin dengan gaya otokratik pada umumnya memberikan perintah-perintah dan meminta bawahan untuk mematuhinya. Para komandan militer di medan perang umumnya menerapkan gaya ini.

Pemimpin yang menerapkan gaya ini tidak memberikan cukup waktu kepada para bawahan untuk bertanya dan hal ini lebih sesuai pada situasi yang memerlukan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Gaya ini juga cocok untuk diterapkan pada situasi di mana pimpinan harus cepat mengambil keputusan sehubungan adanya desakan para pesaing. 

Gaya otokratik ini tidak selalu jelek seperti persepsi orang selama ini. Untuk menghadapi anggota tim yang malas, tidak disiplin, susah diatur, dan selalu menjadi trouble maker, gaya kepemimpinan otokratik sangat tepat untuk digunakan oleh seorang pimpinan atau ketua tim.

Pemimpin dengan gaya demokratik pada umumnya meminta masukan kepada para bawahan/stafnya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, namun pada akhirnya menggunakan kewenangannya dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, seorang Project Manager melontarkan gagasannya terlebih dahulu kepada kelompok yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan tanggapan atau masukan sebelum mengambil keputusan. 

Pemimpin dengan gaya bebas terkendali pada umumnya memposisikan dirinya sebagai konsultan bagi para bawahannya dan cenderung memberikan kewenangan kepada para bawahan untuk mengambil keputusan. Dengan gaya ini seorang pemimpin lebih menekankan kepada unsur keyakinan bahwa kelompok pekerja telah dapat dipercaya karena seringnya menyampaikan pendapat dan gagasannya, telah mengetahui apa yang harus dikerjakan dan mengetahui bagaimana mengerjakannya.

Ketiga gaya kepemimpinan tersebut dapat digunakan oleh seorang pimpinan atau ketua tim sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Situasi di sini meliputi waktu, tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan, pimpinan, teman sekerja, kemampuan dan harapan-harapan bawahan, serta kematangan bawahan. 

Beck dan Neil Yeager (2000) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yang lazim disebut kepemimpinan situasional (situational leadership) berdasarkan interaksi antara pengarahan (direction) dengan pembantuan (support) yang digambarkan sebagai berikut: Telling (Directing/Structuring), Selling (Problem Solving/ Coaching), Participating (Developing/Encouraging) dan Delegating

Telling (Directing/Structuring) adalah tipikal seorang pemimpin yang senang mengambil keputusan sendiri dengan memberikan instruksi yang jelas dan mengawasinya secara ketat serta memberikan penilaian kepada mereka yang tidak melaksanakannya sesuai dengan yang apa anda harapkan. Kekuatan dari gaya kepemimpinan ini adalah dalam kejelasan tentang apa yang diinginkan, kapan keinginan itu harus dilaksanakan, dan bagaimana caranya. 

Sementara kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah selalu ingin mendominasi semua persoalan sehingga ide dan gagasan bawahan tidak berkembang. Semua persoalan akan bermuara kepada sang pemimpin sehingga mengundang unsur ketergantungan yang tinggi padanya. 

Gaya kepemimpinan ini sering diimplementasi apabila situasi dan bawahan mempunyai pengalaman terbatas untuk mengerjakan apa yang diminta, tidak memiliki motivasi dan kemauan untuk mengerjakan apa yang diharapkan, merasa tidak yakin dan kurang percaya diri dan bekerja di bawah standar yang telah ditentukan.

Selling (Coaching) adalah karakter seorang pemimpin yang mau melibatkan bawahan dalam pembuatan suatu keputusan. Pemimpin bersedia membagi persoalan dengan bawahannya, dan sebaliknya persoalan dari bawahan selalu didengarkan serta memberikan pengarahan mengenai apa yang seharusnya dikerjakan.

Kekuatan gaya kepemimpinan ini adalah adanya keterlibatan bawahan dalam memecahkan suatu masalah sehingga mengurangi unsur ketergantungan kepada pemimpin. Keputusan yang dibuat akan lebih mewakili Tim daripada pribadi. Kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah tidak tercapainya efisiensi yang tinggi dalam proses pengambilan keputusan. 

Gaya kepemimpinan ini sering dignakan apabila situasi dan kondisi bawahan respek terhadap kemampuan dan posisi pemimpin, mau berbagi tanggung jawab dan dekat dengan pemimpin, belum dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan standar yang berlaku, dan mempunyai motivasi untuk meminta semacam pelatihan atau training agar dapat bekerja dengan lebih baik

Participating (Developing/Encouraging) adalah salah satu ciri dari gaya kepemimpinan dengan adanya kesediaan dari pemimpin untuk memberikan kesempatan bawahan agar dapat berkembang dan bertanggungjawab serta memberikan dukungan sepenuhnya mengenai apa yang mereka perlukan. Kekuatan gaya kepemimpinan ini adalah adanya kemampuan yang tinggi dari pemimpin untuk menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga bawahan merasa senang, baik dalam menyampaikan masalah maupun hal- hal lain yang tidak dapat mereka putuskan. 

Pemimpin selalu memberikan kesempatan kepada bawahan untuk dapat berkembang. Sementara Kelemahan gaya kepemimpinan ini adalah diperlukannya waktu yang lebih banyak dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin harus selalu menyediakan waktu yang banyak untuk berdiskusi dengan bawahan. 

Gaya kepemimpinan ini cocok untuk situasi dan kondisi bawahan dapat bekerja di atas rata-rata kemampuan sebagian besar pekerja, mempunyai motivasi yang kuat sekalipun pengalaman dan kemampuannya masih harus ditingkatkan, mempunyai keahlian dan pengalaman kerja yang sesuai dengan tugas yang akan diberikan.

Delegating. Dalam gaya ini, pemimpin memberikan banyak tanggung jawab kepada bawahan dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk memecahkan permasalahan. Kekuatan dari gaya kepemimpinan ini adalah terciptanya sikap memiliki dari bawahan atas semua tugas yang diberikan. Pemimpin lebih merasa santai sehingga mempunyai waktu yang cukup untuk memikirkan hal-hal lain yang memerlukan perhatian lebih banyak. 

Sedangkan Kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah saat bawahan memerlukan keterlibatan pemimpin, maka ada kecenderungan ia akan mengembalikan persoalannya kepada bawahan meskipun sebenarnya itu tugas pimpinan. Gaya kepemimpinan ini cocok untuk situasi dan kondisi bawahan yang dipimpin mempunyai motivasi, rasa percaya diri yang tinggi dalam mengerjakan tugas tugasnya, mempunyai pengalaman dan keahlian memadai untuk mengerjakan tugas-tugas yang sudah jelas dan rutin dilakukan, berani menerima tanggung jawab untuk menyelesaikan suatu tugas, serta kinerjanya di atas rata-rata para pekerja pada umumnya.[]
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Gaya Kepemimpinan

Terkini

Topik Populer

Iklan