Laporan Hamdani dari Bireuen
Sore itu, di bawah langit Awee Geutah, Kabupaten Bireuen yang perlahan meredup, harapan warga akhirnya menemukan jalannya. Denting besi, papan yang disusun rapi, dan langkah-langkah pekerja yang tak henti bergerak menjadi saksi: jembatan darurat Awee Geutah–Teupin Reudep, Kabupaten Bireuen, mulai “hidup”.
Informasi yang diperoleh media ini dari sumber di pembuatan jembatan darurat itu, lokasi menyebutkan, Rabu sore, 17 Desember 2025, jembatan darurat tersebut sudah bisa dilalui pejalan kaki. Meski masih bersifat sementara, kehadirannya menjadi angin segar bagi masyarakat yang selama ini terputus aktivitasnya akibat rusaknya jalur penghubung vital tersebut karena banjir dan tanah longsor di Aceh pada akhir November lalu.
Jembatan darurat ini bukan sekadar bentangan besi dan papan. Ia adalah urat nadi penghubung lintas Medan–Banda Aceh, jalur strategis yang selama ini menjadi denyut ekonomi dan mobilitas warga. Ketika akses itu terputus, denyut kehidupan ikut melemah. Kini, denyut itu perlahan kembali terasa.
Di lokasi pembangunan, tampak Bupati Bireuen H. Mukhlis, ST turun langsung memantau proses pengerjaan. Dengan mengenakan pakaian putih, ia menyaksikan setiap tahap, memastikan jembatan “harapan” itu benar-benar siap digunakan masyarakat. Kehadiran orang nomor satu di Bireuen tersebut memberi pesan kuat: akses rakyat adalah prioritas.
Meski baru bisa dilalui pejalan kaki, perkembangan ini dinilai sangat signifikan. Berdasarkan kondisi terakhir di lapangan, yang saya saksikan langsung tadi siang, satu hingga dua hari ke depan jembatan darurat tersebut diperkirakan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua, bahkan roda empat.
Bahkan saya melihat sudah banyak sekali kenderaan roda empat berbagai jenis yang antri di pinggiran sungai, baik di sebelah Teupin Reudeup maupun sebelah Awee Geutah.
Bagi warga Awee Geutah dan sekitarnya, sore ini bukan sekadar soal menyeberang sungai. Ini tentang kembalinya aktivitas, tentang anak-anak yang bisa sekolah lebih mudah, pedagang yang kembali melintas, dan tentang harapan yang akhirnya menemukan pijakan. []
