Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Malikussaleh (Unimal), dan mitra. (Foto/Ist)
Aceh Utara - Pertanian padi di Desa Pulo, Kabupaten Aceh Utara selalu resah menghadapi serangan hama burung dan monyet liar yang menyebabkan kerusakan serius pada tanaman padi dan mempengaruhi produksi padi.
Burung pipit menyerang pada masa padi menguning, mengakibatkan kehilangan bulir padi yang belum dipanen, sementara monyet berasal dari bukit di sekitar lahan dan sering merusak tanaman secara fisik.
Persoalan inilah yang akhirnya mengilhami sejumlah dosen Universitas Malikussaleh (Unimal) untuk membantu petani dengan menciptakan alat untuk mengusir burung. Hal ini diungkapkan Rahma Fitria, B.Tech(Hons), M.Sc pada media ini Minggu, (26/10/2026) terkait pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dilakukan timnya.
"Tim PKM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Unimal melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyaarkat yang didanai oleh DPPM Kemdiktisaintek Tahun 2025," kata Rahma Fitria.
Rahma Fitria merincikan, bahwa kegiatan berlangsung selama dua hari yang dimulai dengan penyuluhan pada Kamis, (16/10/2025) dan
Pengimplementasian alat pada Rabu (22/10/2025).
Kegiatan yang dilaksanakan timnya menurut Rahma Fitria bertemakan “Transformasi Pertanian Padi Berbasis IOT dan Edukasi Petani: Solusi Pengendalian Hama Burung dan Monyet Liar di Desa Pulo Aceh Utara” ini digelar untuk memberikan solusi ramah lingkungan bagi masyarakat dalam mengendalikan serangan hama.
"Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan, diskusi dan demonstrasi teknologi pengusir hama yang menggunakan matahari sebagai sumber alternatifnya," tutur Rahma Fitria.
Faham Fitria mengatakan, acara ini dibuka oleh sambutan dari Ketua Kelompok Tani Desa Pulo, Syarikun Nahdi selaku Ketua Kelompok Tani Tgk. Dibaroh Desa Pulo Aceh Utara yang telah bekerjasama dari awal dan memberi dukungan terhadap kegiatan pegabdian ini.
Ketua kelompok tani dalam sambutannya mengatakan bahwa di Desa Pulo saat ini banyak hama seperti burung dan monyet liar yang mengganggu tanaman padi para petani.
“Saya berterima kasih atas kunjungan dari tim Unimal ke Desa kami. Hampir seluruh warga Desa merupakan petani sehingga degan adanya penyuluhan dan alat ini dapat membantu para petani untuk mengusir hama burung dan monyet liar sehingga petani tidak membutuhkan pengusir kimia lagi,” ungkap Syarikun.
Pada sesi penyuluhan yang dimoderatori oleh Muttakin, S.Pd, M.Pd para dosen bergantian menyampaikan materi.
Rahma Fitria sebagai ketua pengabdian membuka materi dengan menjelaskan secara umum teknologi panel surya yang digunakan sebagai sumber alternatif daya pada alat ini dan Habib Muharry Yusdartono, S.T., M.T memaparkan tentang komponen-komponen yang digunakan untuk mendeteksi gerakan hama.
Diskusi berlangsung interaktif saat sesi penyuluhan, yang ditandai dengan pertanyaan-pertanyaan seputar jangkauan alat tersebut saat hama mendekati sawah, efektivitasnya terhadap hama dan perkembangan alat kedepannya.
Selain penyuluhan, tim juga mendemostrasikan cara kerja alat di salah satu sawah petani. Peserta juga diajak untuk berlatih mengoperasikan alat tersebut sehingga kedepannya petani dapat mengoperasikan alat tersebut secara mandiri.
“Kami sangat terbantu dengan adanya alat ini, sehingga kami yang biasanya menyewa jasa orang untuk mengusir hama Alhmadulillah Sekarang tidak dibutuhkan lagi,” terang Syarikun.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Tim pengabdian Rahma Fitria berharap untuk bekerja sama dengan kelompk tani Desa Pulo terus-menerus dan berkelanjutan.
“Jika kami diberi kesempatan lagi dalam pendanaan BIMA, kami akan mengembangkan alat tersebut dengan menambahkan fitur baru seperti kamera. Kami juga berharap dapat menjadi Desa Pulo sebagai desa binaan Unimal sehingga akademisi dan masyarakat dapat saling bersinergi,” pungkas Rahma Fitria. [Hamdani]


