
Ketua Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK-DMI) Aceh, Ustaz Dr HA Mufakhir Muhammad MA (Foto/Sayed M. Husen)
Aceh Besar - Kepemimpinan Nabi Muhammad saw menjadi teladan bagi para sahabatnya dan teladan seluruh umatnya sepanjang masa. Sehingga di kemudian hari, akhlak Rasulullah yang sangat mulia dan kepemimpinannya yang sangat bijaksana penuh keteladanan dalam memimpin umatnya, membuat dari hari ke hari semakin bertambah banyak pengikutnya.
Ketua Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK-DMI) Aceh, Ustaz Dr HA Mufakhir Muhammad MA mengupas hal ini dalam khutbahnya di Masjid Darul Falah Cot Keu Eung, Kecamatan Kuta Baro pada Jum'at 8 Agutus 2025 bertepatan dengan 14 Safar 1447 Hijriyah.
Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab ayat 21).
Ustaz Mufakhir menjelaskan, Rasulullah SAW sejak masa mudanya, di kota Mekkah telah dikenal dengan seorang yang santun, bijak dan jujur sehingga dikenal dengan Muhammad Al-Amin (yang jujur dan amanah). “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS Al-Qalam ayat 4).
Menurut Wakil Ketua Pusat Pengembangan Madrasah (PPM) Kanwil Kemenag Aceh ini, dakwah dil hal yang diperankan oleh Rasulullah saw banyak orang tertarik hatinya untuk memeluk Islam. Tak hanya itu, dirinya juga mengutip data Islamic Center New York Amerika, jumlah umat Islam sekarang sudah mencapai 2 miliar lebih umat Islam di dunia.
Ketika Sofyan bin Harb, seorang sahabat Rasulullah SAW, sebelum ia masuk Islam selalu mengintip kebiasaan Rasulullah ketika berbicara dengan sahabat-sahabat dan cara Rasulullah dalam memimpin sahabat dan umatnya, sehingga Sofyan bin Harb tertarik hati ingin bersama Rasulullah saw. Akhirnya ia memeluk Islam dan menjadi asisten pribadi Rasulullah.
Ustaz Mufakhir menambahkan, strategi Rasulullah saat di Mekkah berdakwah mengangkat derajat umat manusia menjadi mulia. Demikian pula di Madinah Rasulullah berdakwah sehingga dapat menyinari Kota Madinah dengan penuh cahaya iman. Kaum Muhajirin yang turut berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah dipersaudarakan dalam ukhuwah islamiyah. Mekkah menjadi Makkatul Mukarramah, dan Madinah menjadi Madinatul Munawwarah.
“Ketika Rasulullah saw sudah berada di Madinah Al-Munawwarah Rasulullah saw bersama para sahabat dan orang-orang yang sudah beriman kepada Allah dan setia kepada Rasulullah saw diingatkan oleh Allah untuk mengenang kembali sejarah perjuangan dakwah ketika berada di kota Mekkah yang penuh dengan berbagai macam tantangan, hinaan, dan ancaman,” urainya.
Penceramah tetap Masjid Raya Baiturrahman ini mengungkapkan, berbagai macam ancaman ditujukan kepada Rasulullah saw dalam berdakwah. Para kaum kafir Mekkah berencana menangkap Rasulullah saw, juga ingin membunuhnya dan mengusirnya dari kota kelahiran Nabi saw yaitu Mekkah Al-Mukarramah, namun semua usaha dan rencana jahat dari kafir-kafir Mekkah itu digagalkan oleh Allah Swt. [Sayed M. Husen]