[Opini] Fondasi Islam Masa Hijrah

Oleh: Juariah Anzib, S.Ag*)

Lahirnya Islam di tengah-tengah kaum jahiliyah sebagai penerang dan pembasmi kejahilan. 

Loyalitas terhadap suku dan agama nenek moyang, membuat komunitas ini  sangat sulit ditundukkan dan begitu kuat menentang Islam. 

Kebencian dan kedengkian terhadap Islam  menjadi modal amarah yang menimbulkan permusuhan dan pertikaian.  

Permusuhan yang meluap dapat mengancam keselamatan kaum muslimin di Mekah. Pertikaian dimana-mana yang menyebabkan pertumpahan darah, penyiksaan bahkan pembunuhan secara sadis. 

Prof. Abdul Malik Asy-syaibani dalam buku Sirahnya Fii Zhilalil Quran menuturkan bahwa masyarakat jahiliyah tidak bergerak secara individu. Akan tetapi mereka bergerak secara berkelompok sebagai entitas organisatoris, yang setia dan tunduk kepada suku sebagai penolong bagi yang lainnya. Saling mendukung mempertahankan keegoisan dengan berbagai cara. 

Kekompakan dan loyalitas terhadap suku dan adat  membuat Islam sangat sulit menembus ruang komunitas mereka. Sehingga membutuhkan tenaga dan pemikiran ekstra untuk menundukkan kesyirikan dan kejahilannya. 

Prof. Abdul Malik menuliskan bahwa selain itu ada beberapa individu yang sudah masuk Islam. Namun mereka belum mau bergabung dengan muslim lainnya secara nyata. Masih menyembunyikan diri dan belum mau berhijrah ke Madinah. Yang merupakan negara Islam dan telah disyariatkan Allah Swt serta  diatur sesuai kepemimpinan Islam.  

Individu-individu ini terdiri dari orang-orang Arab Badui yang berada di sekitar Madinah. Dalam Islam mereka tidak dianggap sebagai anggota masyarakat muslim. 

Oleh karenanya kepada mereka tidak diberikan perlindungan tentang ancaman dan  keselamatan. Karena secara nyata mereka bukanlah bagian dari muslim. Sehingga turunnya ayat mengenai hal ini serta  hukumnya. 

"Dan terhadap orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun bagimu melindungi mereka sampai mereka berhijrah. Tetapi jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama, maka wajib memberi pertolongan, kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Anfal: 72)

Keputusan yang logis dan dapat dipahami. Mereka akan mendapatkan pertolongan jika diserang dalam urusan agama yang  mengancam akidah. Dalam kondisi tersebut kalau mereka meminta pertolongan kepada muslim di negara Islam, maka wajib diberi pertolongan. Seperti menolong saudara muslim lainnya, asalkan tidak merusak perjanjian antara kaum muslim dengan kekuatan lainnya. Demikian tulis Prof. Abdul Malik Asy-Syaibani

Begitu pentingnya peran hijrah pada masa perkembangan Islam. Kota Madinah adalah tujuan utama yang merupakan negara Islam pertama di dunia. Rasulullah saw menganjurkan kaum muslim bergabung dalam satu wadah dan perkumpulan yang kuat. Allah Swt memerintahkan yang demikian demi persatuan umat.

Perintah hijrah bukan karena takut kepada kaum musyrik. Akan tetapi firman Allah yang diturunkan untuk menghimpun kaum muslim agar semakin berkembang. Bergerak bersama mengepakkan sayap keislaman, demi memperluas wilayah kekuasaan agar semakin melebar dan menyebar. 

Demikian besar pengaruh hijrah, sehingga orang yang tidak ikut berhijrah tidak dianggap bagian dari Islam. Siapa yang mengabaikan hijrah sama dengan melanggar syariat dan tidak taat kepada Allah Swt. 

Adapun hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini bahwa hijrah adalah perintah Allah. Menuju kepada keimanan dan ketauhidan demi menguatkan akidah. Hijrah sebagai fondasi utama dalam perkembangan Islam. Hijrah bukan hanya berpindah tempat, akan tetapi juga berpindah dari kekufuran kepada ketauhidan. Mari berhijrah menuju kebaikan dan ketaatan dalam mencari ridha Allah Swt.

Editor: Sayed M. Husen

*)Penulis adalah Penulis Buku Menapaki Jejak Rasulullah dan Sahabat